KOTA MIKROBA
Dalam
Mulut
Kitaepisode-1.png

Mulut bukan cuma alat mengunyah makanan, melainkan juga metropolitan yang sibuk.

Lebih dari 1.000 jenis mikroba tinggal dalam mulut, menghuni bangunan-bangunan unik seperti gigi, lidah, langit-langit, dan tonsil.

Bersama kita, mikroba membentuk kota yang disebut human oral microbiome (HOM)

Kisah ini adalah tentang mereka, kita, dan alam tempat kita hidup.

panel-1
panel-2
panel-3
panel-4
panel-5
panel-5
panel-6
panel-7
panel-8
panel-9
panel-10
panel-11
panel-12
panel-13
panel-14
panel-15
panel-16
panel-17
panel-18
panel-19
panel-20
panel-21
panel-22
panel-23
panel-24
panel-25
panel-26

Apakah bakteri Haemophilus parainfluenzae dan Lactobacillus acidophilus benar-benar ada? Jawabannya, iya. Dan, mereka benar-benar hidup di mulut kita.

Riset yang dilakukan ilmuwan di Harvard menemukan bahwa Haemophilus parainfluenzae adalah bakteri yang tersebar di seluruh penjuru mulut. Sementara itu, Lactobacillus acidophilus ada di sejumlah bagian.

Seperti disebut dalam cerita, Lactobacillus acidophilus memang dikenal sebagai bakteri baik. Malah, ada suplemen makanan yang berisi bakteri jenis itu.

Perjalanan cerita "Kota Mikroba dalam Mulut Kita" akan mengungkap sifat sebenarnya dari dua bakteri dalam episode ini. Siapa yang sebenarnya bisa disebut bakteri baik?

Pastinya, perjalanan cerita selanjutnya akan mengungkap apa yang terjadi di akhir episode 1. Siapakah makluk seperti cacing yang tiba-tiba muncul?

Serial webtoon "Kota Mikroba dalam Mulut Kita" dibuat berdasarkan hasil penelitian para ilmuwan yang telah dipublikasikan.

Visual Interaktif Kompas (VIK) mengungkapkan hasil riset itu lewat karakter-karakter bakteri, merangkainya dalam cerita yang unik.


Referensi

Ana M.P. Gomes, F.Xavier Malcata, Bifidobacterium spp. and Lactobacillus acidophilus: biological, biochemical, technological and therapeutical properties relevant for use as probiotics, Trends in Food Science & Technology, Volume 10, Issues 4–5, 1999, Halaman 139-157

Utter, D.R., Borisy, G.G., Eren, A.M. et al. Metapangenomics of the oral microbiome provides insights into habitat adaptation and cultivar diversity. Genome Biol 21, 293 (2020).

Wawancara dengan dr Citra Kusumasari, SpKG(K), Ph.D

Produser
Yunanto Wiji Utomo
Naskah
Yunanto Wiji Utomo
Ilustrasi
Andika Bayu
UIUX
Andika Bayu
Annisa Gilang Pamekar
Donald Yudi Winarso
Moh. Khoirul Huda
Nurhaman
Storyboard
Annisa Gilang Pamekar
Penyelaras Bahasa
Erwin Hutapea

Published:

Copyright 2022. Kompas.com