Copyright 2016. Kompas.com
Susi Pudjiastuti dikenal sebagai pendiri Susi Air, maskapai perintis yang membuka jalan bagi mereka yang tinggal di pedalaman. Kehadiran Susi Air awalnya hanya untuk distribusi perusahaan perikanan miliknya.
Namun, peran sejumlah pesawatnya dalam penyaluran bantuan untuk korban tsunami di Aceh dan Nias pada 2004, membuat Susi Air dikembangkan menjadi maskapai untuk menjangkau pelosok. Kesuksesan itu membuat Presiden Joko Widodo terpikat dan menunjuknya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Dengan jabatan itu, kini Susi bertanggung jawab untuk merintis kedaulatan maritim Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Lola Amaria tidak hanya menjadikan film sebagai pilihan dari profesi yang digeluti. Namun, film juga menjadi sarananya untuk memberi pemahaman kepada penonton akan nilai kemanusiaan.
Karena itu, Lola menyajikan film yang bertema sederhana namun tetap sarat makna. Misalnya, tentang warna kehidupan tenaga kerja Indonesia dalam Minggu Pagi di Victoria Park (2010). Dalam film terbaru, Jingga (2016), Lola berusaha mengajak penonton memahami dunia difabel.
Pilihan film ini diakui Lola tidak mendatangkan keuntungan secara komersil. Namun, dia memilih bertahan. Lola memilih berjuang tetap menghadirkan film yang sesuai dengan hasrat dan pilihan hatinya.
Chelsea Islan merupakan bintang terang di ranah sinema Tanah Air. Memulai debut akting di film Refrain (2013), wajahnya mewarnai perfilman Indonesia dengan membintangi Di Balik 98 (2015) dan Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015).
Meski begitu, Chelsea masih menyimpan banyak impian untuk diwujudkan. Perempuan kelahiran 2 Juni 1995 ini berambisi untuk berkarya dengan sinema, terutama sebagai sutradara. Sinematografi pun menjadi salah satu minat untuk didalami secara serius.
Tidak hanya untuk pribadi, Chelsea juga punya ambisi untuk bermanfaat bagi orang lain. Salah satunya, keinginan untuk membuat Chelsea Islan Foundation of Care. Mimpi ini tidak hanya akan menjadi sarana Chelsea untuk berbagi, namun juga menginspirasi.
Kehidupan Maria Katarina Sumarsih berubah sejak anaknya, Benardinus Realino Norma Irawan (Wawan), tewas dalam Peristiwa Semanggi I. Wawan tewas setelah tertembak peluru aparat yang mengamankan demonstrasi mahasiswa pada 13 November 1998.
Sejak itu Sumarsih terus mencari keadilan, menuntut persidangan untuk mereka yang bertanggung jawab terhadap kematian anaknya. Bersama para korban pelanggaran hak asasi manusia, Sumarsih pun menginisasi aksi Kamisan di depan Istana Negara sejak 18 Januari 2007.
Lebih dari 9 tahun sejak aksi pertama, namun Sumarsih tak pernah lelah mencari keadilan lewat aksi Kamisan. Perjuangan menuntut pemuliaan hak asasi manusia, yang dilakukan atas dasar rasa cintanya sebagai seorang ibu yang kehilangan anak.
Najwa Shihab merupakan wajah segar di jurnalisme televisi Indonesia. Kecerdasan dan sikap kritisnya saat mewawancara narasumber menjadikan Mata Najwa menjadi salah satu favorit penonton di layar kaca.
Menjadi jurnalis memang salah satu yang disyukuri Najwa. Jurnalis dianggap Najwa sebagai profesi yang paling menggairahkan. Selain itu, menjadi perempuan juga membuat Najwa lebih mudah berempati saat menjalankan profesinya.
Bermacam pencapaian yang telah dicapainya pun tidak membuat Najwa puas diri. Menurut Najwa, jangan sampai perempuan merasa lebih lemah, lebih bodoh, dan lebih kecil. Sebab, tiap perempuan mampu mencapai semua yang diinginkan, selama dia percaya.
Memperingati kelahiran Kartini mungkin tak dapat dimaknai dengan mengenang kepahlawanan dalam perjuangan fisik. Kepahlawanannya memang tak lahir dari sebuah peperangan atau puputan, melainkan sebuah gagasan dan pemikiran.
Sebagai seorang perempuan yang besar dalam tradisi kebangsawanan yang ketat, Kartini tidak membiarkan pengetahuannya dalam keterbatasan. Dia menggunakan inderanya untuk membaca, mendengar, dan berupaya memahami kehidupan, terutama kehidupan bangsanya yang saat itu masih dalam keadaan terjajah. Dan upaya Kartini itu terekam dengan baik dalam surat-suratnya.
Dari surat-suratnya itulah kita dapat melihat perjuangan seorang Kartini, terutama untuk kaum perempuan. Perjuangan agar perempuan juga mendapat hak mendapat pendidikan, hingga perjuangan agar perempuan dapat menentukan masa depannya sendiri. Kartini berharap perempuan juga memiliki peran dalam memajukan bangsa.
Kini, sebagian harapan Kartini itu sudah menjadi kenyataan. Sejumlah perempuan inspiratif muncul seperti menjawab doa-doa Kartini.
Ada Susi Pudjiastuti, yang merintis jalan Indonesia menuju poros maritim dunia. Ada juga Lola Amaria, sineas yang kerja keras menyajikan nilai-nilai kemanusiaan melalui karyanya. Selain itu, muncul pula Chelsea Islan, aktris muda yang berjuang mewujudkan impian dan cita-citanya melalui seni peran.
Di layar televisi, kita mengenal Najwa Shihab, presenter kritis yang punya tekad besar membangun bangsa. Ada pula Maria Katarina Sumarsih, seorang ibu yang berjuang menuntut keadilan dan penegakan nilai hak asasi manusia, setelah kehilangan anaknya.
Lima perempuan itu akan membacakan surat-surat Kartini dalam VIK edisi ini. Sebuah persembahan untuk para perempuan dengan perjuangannya masing-masing.