Best view on potrait mode,
please rotate your phone.
  • Pembangunan infrastruktur tak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa, juga menyentuh wilayah-wilayah di seluruh pelosok Nusantara. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutnya sebagai pembangunan Indonesia-sentris dengan menekankan pada aspek pemerataan guna menumbuhkan pusat-pusat perekonomian baru.

    Visual Interaktif Kompas (VIK) kali ini menyajikan liputan khusus Merapah Trans Sumatera dengan melintasi Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sebagai infrastruktur konektivitas yang menghubungkan Provinsi Lampung di selatan hingga Provinsi Aceh di utara Pulau Sumatera.

    JTTS dirancang sepanjang 2.818 kilometer dan telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN). PT Hutama Karya (Persero) ditunjuk sebagai pelaksana pembangunan sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 117 Tahun 2015, untuk mengembangkan 2.704 kilometer.

    Sepanjang 114 kilometer lainnya dikerjakan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) lainnya. Terdapat 8 ruas yang membentang 650 kilometer di antaranya merupakan prioritas untuk diselesaikan hingga akhir tahun 2019.

    Kegiatan Merapah Trans Sumatera merupakan kelanjutan kisah sukses ekspedisi sebelumnya yang sudah lima kali digelar dengan tajuk Merapah Trans Jawa.
    Dilaksanakan selama enam hari efektif mulai tanggal 26 Agustus hingga 31 Agustus 2019, melintasi lima ruas Tol Trans Sumatera sepanjang total 463,4 kilometer di dua Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan.

    Kelima ruas tol tersebut yakni Bakauheni-Terbanggi Besar, Terbanggi Besar-Pematang Panggang, Pematang Panggang-Kayu Agung, Kayu Agung-Palembang, dan Palembang-Indralaya.

    Selain memotret progres fisik pembangunan Tol Trans Sumatera, Tim Merapah Trans Sumatera juga mengulas tuntas destinasi wisata bersejarah, dan kuliner legendaris khas Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan.

    Di antaranya Menara Siger, Sentra Keripik Pisang di Lampung, Mie Khodon, dan Pengrajin Kain Tapis di Lampung. Kemudian Martabak Har, Hutan Kota Punti Kayu, Makanan Khas Pempek, dan Masjid Laksamana Cheng Ho di Palembang, Sumatera Selatan.

    Tak lupa pula, artikel bersifat panduan untuk para pengendara, bagaimana pentingnya mengecek kondisi kendaraan sebelum melintas JTTS, bagaimana cara mengendalikan kendaraan di lintasan JTTS yang masih relatif sepi, dan bagaimana cara mengatasi bila terjadi masalah.

    Terlebih untuk melakukan perjalanan panjang pulang ke kampung halaman bersama keluarga, penting untuk diketahui tempat-tempat istirahat (rest area) yang telah beroperasi dan dilengkapi dengan SPBU, toilet, loket isi ulang kartu elektronik, dan mini market.

    Siapkan perjalanan Anda dengan baik. Semoga selamat sampai tujuan!

    pic
    JTTS sebagai back bone

    Betapa pembangunan jalan bebas hambatan ini telah mengubah fisik wajah kota-kota yang dilintasinya, mengubah preferensi jalur berkendara, mengubah ekonomi biaya tinggi menjadi lebih efisien, serta mengubah kinerja dan produktivitas.

    Hal ini, tentu saja sesuai dengan tujuan JTTS dibangun, yakni untuk memangkas biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk Indonesia. Sebab, JTTS merupakan back bone (tulang punggung) dengan peran yang demikian penting serta berdampak signifikan pada berkurangnya waktu tempuh kendaraan sehingga intensitas pergerakan orang dan logistik pun meningkat.

    Sejarah Jalan Tol Trans Sumatera

    Digagas pada era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan dieksekusi pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), menjadi gambaran singkat pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

    Jalan berbayar sepanjang 2.818 kilometer ini akan terbentang mulai dari ujung selatang di Bakauheni, Provinsi Lampung, hingga ke ujung utara di Banda Aceh, Aceh.

    Pembangunan jalan tol ini dimulai dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 100 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.

    Perpres yang diteken Presiden SBY pada bulan September itu isinya menugaskan kepada PT Hutama Karya (Persero) untuk menggarap empat ruas tol, yaitu Medan-Binjai (17 kilometer), Palembang-Indralaya (22 kilometer), Bakauheni-Terbanggi Besar (140 kilometer) dan Pekanbaru-Dumai (131 kilometer).

    Tujuh bulan berselang atau tepatnya April 2019, Presiden Jokowi memulai peletakkan batu pertama pembangunan ruas Bakauheni-Terbanggi Besar.

    Setelah mendapat penugasan pertama, Hutama Karya kembali mendapat tugas tambahan melalui Perpres Nomor 117 Tahun 2015 untuk menggarap 20 ruas baru. Namun, hanya empat ruas yang disebut sebagai prioritas yakni Terbanggi Besar-Pematang Panggang (100 kilometer), Pematang Panggang-Kayu Agung (85 kilometer), Palembang-Tanjung Api-Api (90 kilometer), Kisaran-Tebing Tinggi (60 kilometer).

    Selanjutnya penugasan pembangunan jalan tol sesuai dengan Perpres Nomor 117 Tahun 2015 dilakukan melalui Surat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk tiga ruas tambahan lainnya yakni Medan-Banda Aceh (470 kilometer), Pekanbaru-Padang (240 kilometer) dan Tebing Tinggi-Parapat (60 kilometer).

    Total, 11 ruas prioritas JTTS yang digarap Hutama Karya sepanjang 1.415 kilometer.

    Pengembangan jaringan JTTS diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi di sepanjang koridor yang dilalui. Selama ini, pola koleksi-distribusi cenderung terpusat pada kota-kota yang memiliki akses yang baik untuk kemudian menjadi pintu bagi kota kecil lainnya. Hal ini pun dikhawatirkan akan semakin menimbulkan ketimpangan antara kota utama dengan kota kecil lainnya.

    Dalam kajian yang dilakukan Hutama Karya, JTTS akan mengubah pola koleksi distribusi yang menyebar menjadi linier agar distribusinya merata. Dampaknya, ketimpangan antar kota bisa dikurangi. Selain itu, pembangunan pesisir barat Sumatera diharapkan terbantu dengan adanya JTTS.

    Dampak lainnya yaitu adanya integrasi antara JTTS denga pelabuhan di pesisir pantai barat dan timur Sumatera, sehingga memperlancar arus barang dan jasa dan diikuti oleh penurunan biaya logistik. Di samping itu, keterhubungan dengan hub regional dan internasional akan menopang pertumbuhan ekonomi di pulau ini.

    Berdasarkan studi value capture yang dilakukan di empat provinsi yaitu Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan dan Lampung, potensi output yang dapat dihasilkan yaitu mencapai Rp 36.421 triliun dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp 19.574 triliun.

    Sedangkan, jumlah tenaga kerja pada 2040 diperkirakan mencapai 2.305.506 orang dengan pendapatan mencapai Rp 4.917 triliun.

    Ada empat skema value capture untuk memaksimalkan manfaat JTTS bagi pemerintah, yaitu pajak, retribusi, pemanfaatan aset pemerintah dan kontribusi pihak ketiga. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah masing-masing berpotensi memperoleh manfaat dana dari penerapan skema ini selama periode konsesi JTTS (2018-2048) pada wilayah studi.

    Potensi tambahan penerimaan pajak pemerintah pusat diperkirakan mencapai Rp 2.685 triliun atau rata-rata Rp 89 triliun per tahun. Sedangkan pemda berpotensi mendapat tambahan sebesar Rp 283 triliun atau rata-rata 9,4 triliun per tahun.

    Namun, untuk mendukung hal tersebut perlu adanya sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah dearah. Mulai dari pembinaan dan pengembangan program daerah yang mendukung keberadaan JTTS, dukungan terhadap investasi yang memanfaatkan JTTS, pembinaan dan pengembangan BUMD, hingga penciptaan program-program yang kreatif/inovatif dalam menciptakan wajib pajak baru.

    FAKTA JALAN TOL TRANS SUMATERA

    BUJT : PT Hutama Karya (Persero)
    Status: Beroperasi 100 persen
    Panjang: 140,7 kilometer
    Simpang Susun (SS):
    • SS Pelabuhan Bakauheni
    • SS Bakauheni
    • SS Kalianda
    • SS Sidomulyo
    • SS Lematang
    • SS Kota Baru
    • SS Natar
    Gerbang Tol (GT):
    • GT Bakauheni Selatan
    • GT Bakauheni Utara
    • GT Kalianda
    • GT Sidomulyo
    • GT Lematang
    • GT Kota Baru
    • GT Natar
    Investasi: Rp 16,79 triliun
    BUJT : PT Hutama Karya (Persero)
    Status : Beroperasi 100 Persen
    Panjang : 189,2 kilometer
    Simpang Susun (SS):
    • SS Gunung Batin
    • SS Menggala
    • SS Lambu Kibang
    • SS Way Kenanga
    • SS Simpang Pematang
    • SS Kayu Agung
    Gerbang Tol (GT):
    • GT Gung Batin
    • GT Menggala
    • GT Lambu Kibang
    • GT Way Kenanga
    • GT Simpang Pematang
    • GT Lambu Kibang
    Investasi : Rp 21,95 triliun
    BUJT : PT Sriwijaya Markomore Persada
    Status : Pembebasan lahan 88,22 persen, konstruksi 46,33 persen
    Panjang : 111,69 kilometer
    Investasi : Rp 17,35 triliun
    BUJT : PT Hutama Karya (Persero)
    Status : operasi 100 persen
    Panjang : 21,93 kilometer
    Simpang Susun (SS):
    • SS Pamulutan
    • SS Ramp Indralaya
    Gerbang Tol (GT):
    • GT Pamulutan
    • GT KTM Rambutan
    • GT Indralaya
    Investasi : Rp 3,3 triliun
    BUJT : PT Hutama Karya (Persero)
    Status : pengadaan lahan 92,07 persen, konstruksi 56,65 persen
    Panjang : 131,5 kilometer
    Simpang susun : -
    Gerbang tol : -
    Investasi: Rp 16,21 triliun
    BUJT : PT Jasamarga Kualanamu Tol
    Status : Sebagian besar telah beroperasi
    Pajang : 61,7 kilometer
    Simpang Susun (SS):
    • SS Tanjung Morawa
    • SS Perbarakan Jc
    • SS Kemiri
    • SS Kualanamu Jc
    • SS Lubuk Pakam
    • SS Perbaungan
    • SS Teluk Mengkudu
    • SS Sei Rampah
    Gerbang Tol (GT):
    • GT Tanjung Morawa
    • GT Kemiri
    • GT Lubuk Pakam
    • GT Perbaungan
    • GT Teluk Mengkudu
    • GT Sei Rampah
    • GT Tebing Tinggi
    Investasi : Rp 4,07 triliun
    BUJT : PT Hutama Karya (Persero)
    Status : Sebagian besar telah beroperasi.
    Panjang : 16,72 kilometer
    Simpang Susun (SS):
    • SS Tanjung Mulia
    • SS Semayang
    • SS Binjai
    Gerbang Tol (GT):
    • GT Binjai
    • GT Semayang
    • GT Marelan
    • GT Helvetia
    • GT TanjuMulia
    Investasi : Rp 2,5 triliun
    BUJT : PT Hutama Marga Waskita
    Status : beroperasi 2022
    Panjang : Porsi BUJT 96,45 kilometer, porsi pemerintah 39 kilometer
    Simpang susun : -
    Gerbang tol : -
    Investasi : Rp 13,45 triliun
    BUJT : PT Hutama Karya (Persero)
    Status : Pembebasan lahan 40,88 persen, konstruksi 5,29 persen
    Panjang : 74 kilometer
    Simpang susun : -
    Gerbang Tol : -
    Investasi : Rp 12,35 triliun
    BUJT : PT Hutama Karya (Persero)
    Status : Proses ROW di BPJT dan BUJT, penlok ditargetkan terbit September
    2019, konstruksi Desember 2019
    Panjang : 47,55 kilometer
    Simpang susun : -
    Gerbang Tol : -
    Investasi : Rp 6,05 triliun
    BUJT : PT Hutama Karya (Persero)
    Status : Pembebasan lahan 13,43 persen, konstruksi 9,83 persen
    Panjang : 30,4 kilometer
    Simpang susun : -
    Gerbang Tol : -
    Investasi : Rp 80,4 triliun


    Peta Pulau Jawa
    Tekan dan geser untuk memperbesar peta

    Pilih ruas tol untuk melihat detail

    Bakauheni-Terbanggi Besar 140,41KM

    tol Bakauheni-Terbanggi Besar
    KOMPAS.com/Kristianto Purnomo
    Simpang Susun Kota Baru Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar
    tol Bakauheni-Terbanggi Besar
    KOMPAS.com/Kristianto Purnomo
    Tim Kompas.com Merapah Trans Sumatera 2019 menjajal Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Selasa (27/8/2019)
    tol Bakauheni-Terbanggi Besar
    Kementerian PUPR
    Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar.
    tol Bakauheni-Terbanggi Besar
    Kementerian PUPR
    Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar.
    tol Bakauheni-Terbanggi Besar
    Kementerian PUPR
    Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar
    Tempat Istirahat dan Pelayanan
    KM 116 A (parkir, toilet, ritel, SPBU, masjid)
    KM 116 B (parkir, toilet, ritel, SPBU, masjid)
    KM 87 A (parkir, toilet, ritel, SPBU, masjid)
    KM 87 B (parkir, toilet, ritel, SPBU, masjid)
    KM 33 A (parkir, toilet, ritel, SPBU, masjid)
    KM 33 B (parkir, toilet, ritel, SPBU, masjid)
    Fasilitas
    7 titik lokasi Top Up Tunai
    18 Unit Mobile Reader
    49 Titik Gardu Tol Beroperasi
    Tarif Terjauh
    Golongan I Rp 112.500
    Golongan II dan III Rp 168.500
    Golongan IV dan V Rp 224.500
    Lihat Ruas Tol yang Lain

    Medan-Binjai

    Medan - Binjai
    KOMPAS.com/Wisnu Nugroho
    Ruas tol Medan-Binjai
    Medan - Binjai
    Dok. Kementerian PUPR
    Jalan Tol Medan-Binjai
    Tarif Terjauh
    Segmen Helvetia- Binjai
    Golongan I Rp 10.500
    Golongan II dan III Rp 15.500
    Golongan IV dan V Rp 20.500

    Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi

    Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi
    Jasamarga Kualanamu Tol
    Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) Seksi 1 SS Tanjung Morawa-SS
    Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi
    Dok. PT Jasamarga Kualanamu Tol (JMKT)
    Jika telah beroperasi secara penuh, jalan tol ini dapat mempersingkat waktu tempuh antara Medan hingga Tebing Tinggi, dari yang sebelumnya 2-3 jam menjadi hanya 1 jam saja.
    Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi
    Dok. PT Jasamarga Kualanamu Tol (JMKT)
    Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Seksi 7 (Sei Rampah-Tebing Tinggi)
    Tarif Terjauh
    Segmen Kualanamu-Sei Rampah (42 kilometer)
    Golongan I Rp 41.000
    Golongan II dan III Rp 61.500
    Golongan IV dan V Rp 82.000
    Segmen Tanjung Morawa-Parbarakan (11 kilometer)
    Golongan I Rp 10.500
    Golongan II dan III Rp 16.000
    Golongan IV dan V Rp 21.000

    Palembang-Indralaya

    Palembang - Indralaya
    Kompas.com/HILDA B ALEXANDER
    Gerbang Tol Indralaya yang merupakan bagian dari Jalan Tol Palembang-Indralaya. Ruas tol ini akan tersambung dengan Jalan Tol Simpang Indralaya-Muara Enim-Lubuk Linggau.
    Tarif Terjauh
    Golongan I Rp 20.000
    Golongan II dan III Rp 30.000
    Golongan IV dan V Rp 40.000

    Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung 189KM

    Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung
    KOMPAS.com/Roderick Adrian Mozes
    Rest Area KM 215B Ruas Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang
    Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung
    KOMPAS.com/Kristianto Purnomo
    Gerbang Tol Terbanggi Besar di ruas Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang, Rabu (28/8/2019).
    Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung
    KOMPAS.com/Kristianto Purnomo
    Rest Area KM 215 B Ruas Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang, dalam event Merapah Trans Sumatera 2019.
    Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung
    KOMPAS.com/Kristianto Purnomo
    Suzuki Baleno melintasi ruas Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang dalam event Merapah Trans Sumatera, Rabu (29/8/2019).
    Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung
    KOMPAS.com/ERWIN HUTAPEA
    Pembangunan di Rest Area Km 215A Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang.
    Tempat Istirahat dan Pelayanan
    KM 277 A (parkir, ritel, toilet, masjid, SPBU)
    KM 234 A (parkir, ritel, toilet, masjid, SPBU)
    KM 208 A (parkir, ritel, masjid, toilet)
    KM 269 B (parkir, ritel, toilet, masjid, SPBU)
    KM 215 B (parkir, ritel, toilet, masjid, SPBU)
    KM 163 A (parkir, ritel, toilet, masjid, SPBU)
    KM 172 B (parkir, ritel, toilet, masjid, SPBU)
    Fasilitas
    7 titik lokasi Top Up Tunai
    12 Unit Mobile Reader
    30 Titik Gardu Tol Beroperasi
    Tarif Terjauh
    Sebulan digratiskan

    pic
    Persiapan Sebelum Perjalanan

    Sebelum Anda melakukan perjalanan panjang melintasi JTTS, ada baiknya mempersiapkan kendaraan, dan segala sesuatunya dengan matang.
    Ada empat hal yang harus Anda perhatikan:

    1. Cek Kondisi Ban dan Rem Mobil

    Pengendara patut memperhatikan kondisi ban dan rem mobil. Sebab, hal itu sangat penting guna menunjang keselamatan berkendara. Terlebih, saat ini masih sedikit bengkel di sekitar JTTS yang siap sedia.

    Untuk kendaraan pribadi, sebaiknya menggunakan tekanan angin yang sesuai dengan buku pedoman. Biasanya, dalam keadaan normal ukurannya kisaran 28 untuk depan dan belakangnya 30. Kalau muatannya penuh dan sedikit berat, ada baiknya ditambah.

    Setiap 3 jam sekali, lakukan istirahat supaya ban tetap pada kondisi optimal. Jangan dipaksa, karena ketika mobil terus berjalan ada potensi meningkatnya temperatur pada ban yang disebabkan panas.

    Ban yang tidak dapat berkerja optimal, akan mempengaruhi kekuatan rem dalam menghentikan laju kendaraan.

    2. Jangan Membawa Muatan Terlalu Banyak dan Jaga Kecepatan

    Kondisi JTTS masih sangat sepi kendaraan. Meski seperti itu, penting untuk memperhatikan kecepatan berkendara mengingat masih ada beberapa pekerja dan warga sekitar yang berada di bahu jalan.

    Kontur jalan pun tak semuanya mulus, pada beberapa titik masih ada kerikil halus. Berkendara yang agresif juga akan mempengaruhi kekuatan ban. Jadi sebaiknya jaga kecepatan. Apalagi untuk jalanan yang belum pernah dilalui.

    Selain itu, jaga muatan di mobil agar jangan terlalu berat. Sebab, hal ini akan memengaruhi pengendalian dan handling kendaraan.

    3. Membawa Konsumsi

    Belum semua tempat istirahat beroperasi sepanjang JTTS. Selama perjalanan, terpantau baru dua tempat istirahat darurat yang sudah dibuka yakni sepanjang ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar.

    Jadi sebaiknya bawa konsumsi dan perlengkapan darurat yang menunjang perjalanan seperti toolkit, P3K, dan lain sebagainya. Jangan lupa untuk beristirahat.
    Perhatikan juga bahan bakar kendaraan yang tersisa, jangan sampai kehabisan di tengah jalan. Termasuk saldo kartu elektronik, untuk pembayaran tol.

    4. Jangan Berkendara pada Malam Hari

    Dibandingkan Jalan Tol Trans Jawa, JTTS lebih jauh dari pemukiman warga. Sehingga, bagi yang ingin melintas diusahakan jangan terlalu malam.

    Sebaiknya berkendara dilakukan pada pagi hari sampai menjelang malam. Sebisa mungkin untuk perjalanan menggunakan mobil pribadi, jangan berkendara sendirian.

    Selain supaya pengemudi tidak mudah mengantuk dan lelah karena adanya teman mengobrol, hal ini sangat berguna ketika di tengah perjalanan terdapat suatu kendala. Penyelesaian masalah bisa selesai dalam waktu yang lebih cepat.

    Mudik seyogianya menjadi suatu hal yang menyenangkan, bukan sebaliknya. Agar Anda terhindar dari rasa lelah dan bosan saat perjalanan pulang ke kampung halaman, trik yang perlu dilakukan cukup gampang: mampirlah ke tempat wisata.

    Maraknya media sosial berdampak langsung pada pemilihan tempat wisata. Turis semakin gencar menyambangi tempat-tempat instagramable, baik alami maupun buatan, atau dalam dan luar ruangan.

    Tempat-tempat inilah yang menjadi acuan Merapah Trans Sumatera. Mudik kali ini akan berbeda dengan hadirnya sederet obyek wisata baru yang tersebar di Lampung dan Sumatera Selatan.

    Menara Siger, Sang Mahkota Lampung

    Menara Siger
    Menara Siger, ini nama bangunan khas dengan langgam arsitektur Lampung. Menara Siger menjulang setinggi 32 meter di Bukit Gamping, 110 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sesuai namanya, menara ini berbentuk siger yang merupakan mahkota adat pengantin wanita di Lampung. Mirip dengan “suntiang”, mahkota adat untuk wanita di Minangkabau. Perbedaannya, siger memiliki jumlah tanduk atau pucuk kecil sebanyak tujuh buah. Menurut folklor setempat, tujuh pucuk di mahkota ini berasal dari tujuh gunung di Lampung yang menjadi asal-usul leluhur masyarakat Lampung. Menara ini digagas oleh mantan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, dengan arsitek Ir Anshori Djausal MT. Dengan teknik pembangunan menggunakan sistem forecement, bangunan ini diyakini tahan terpaan angin dan guncangan gempa. Dari depan Menara Siger, jika Anda berjalan ke arah bawah, terdapat titik nol kilometer Pulau Sumatera. Dari titik ini sampai Banda Aceh berjarak 2.652 kilometer. Dari Menara Siger, Anda bisa menyaksikan pemandangan elok Selat Sunda dengan Pulau Anak Krakatau yang menjulang dari kejauhan.

    Gang PU, Sentra Berburu Keripik Pisang

    Gang PU, Sentra Berburu Keripik Pisang
    Gang PU, Sentra Berburu Keripik Pisang
    Gang PU, Sentra Berburu Keripik Pisang
    Nama asli jalan ini adalah Jalan Pagar Alam, yang terletak di Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Kedaton. Namun, masyarakat Bandar Lampung biasanya menyebut jalan ini sebagai Gang PU. Di sepanjang jalan ini, berderet toko oleh-oleh khas Lampung dengan varian andalan keripik pisang. Memang tak afdol rasanya mengunjungi Bandar Lampung tanpa membeli keripik pisang. Meski varian paling terkenal adalah rasa cokelat, namun di sini, Anda bisa menemukan lebih dari 10 rasa keripik pisang. Mulai dari rasa asin seperti keju dan barbeque, sampai rasa manis seperti stroberi dan melon. Ada pula rasa-rasa unik seperti durian, jagung bakar, cappucinno, sapi panggang, udang, sampai rumput laut. Meski tampak seperti keripik pisang pada umumnya, oleh-oleh khas Lampung ini memiliki rasa yang berbeda. Teksturnya sangat garing, karena sebelum digoreng, pisang direndam untuk mengurangi getahnya. Pisang yang diiris tipis kemudian digoreng sebanyak dua kali. Usai digoreng untuk kali pertama, pisang direndam menggunakan air gula. Saat ini, ada sekitar 25 produsen keripik pisang yang berjualan di sepanjang Gang PU. Anda cukup merogoh kocek sekitar Rp 40.000 untuk satu kilogram keripik pisang, atau Rp 12.500 untuk 250 gram keripik.

    Mie Khodon, Selalu Habis Sebelum Waktunya

    Mie Khodon
    Mie Khodon
    Ada alasan Jalan Ikan Bawal di Bandar Lampung selalu penuh lalu-lalang kendaraan. Di situlah lokasi destinasi wisata kuliner paling legendaris di Bandar Lampung: Mie Khodon yang ada sejak 1960. Cita rasa Mie Khodon tak berubah sejak gerai tersebut dibuka pada 1960. Pemilik gerai Mie Khodon saat ini adalah Subarno, yang merupakan cucu langsung dari pemilik awalnya. Mie Khodon memang dikelola secara turun-temurun oleh keluarga Subarno. Nama “Khodon” sendiri berasal dari panggilan kakek Subarno. Dulu, sekitar tahun 1960, kakeknya berjualan mie dengan cara dipikul di Jalan Ikan Tenggiri, Telukbetung. Jualannya kemudian dilanjutkan oleh ayah Subarno yang bernama Manto. Rahasia kenikmatan Mie Khodon bukan terletak pada bumbu atau topping yang royal. Kenikmatannya terasa dari tekstur dan kekenyalan mi buatan tangan. Kekenyalannya pas, tak alot dan tidak terlalu lembut, dan berpadu sempurna dengan kuah kaldu. Mie Khodon buka setiap hari pukul 13.00 WIB dan tutup pukul 19.00 WIB. Namun seringkali, mie sudah habis sekitar sore hari. Pada akhir pekan, Mie Khodon bisa tutup lebih awal sekitar pukul 16.00 WIB. “Mie habis coy!!!” begitu tulisan papan yang dipajang di depan gerai Mie Khodon. Kalau sudah melihat papan tersebut, tak perlu lagi menanyakan apakah mie masih tersedia. Silahkan coba datang keesokan harinya.

    Bakso Sony Lampung, Ada di Mana-mana

    Bakso Sony Lampung
    Bakso Sony Lampung
    Rasanya tidak ada tempat makan lain di Bandar Lampung yang memiliki cabang sebanyak Bakso Sony. Bakso ini begitu tersohor sehingga semua cabangnya, yang saat ini tercatat berjumlah 14, selalu dikunjungi warga dan wisatawan. Bakso Sony bisa dibilang legendaris. Dalam seporsi Bakso Sony terdapat tujuh butir bakso, mie telur, mie bihun, dan beberapa potongan gajih (lemak). Berbeda dengan bakso pada umumnya, Bakso Sony memang bercita rasa sangat gurih. Adonannya didominasi daging sapi dan hanya sedikit tepung. Kuah kaldunya bercita rasa sangat tradisional, bening dan sedikit berlemak. Rasanya gurih dengan aroma bawang putih yang kental. Lagipula harganya cukup bersahabat, bakso mie Rp 17.000 dan mie ayam bakso Rp 12.000 per porsi. Tanpa kuah pun, bakso memiliki rasa gurih dan kenyal daging yang pas di lidah. Tidak ada aftertaste lengket di langit-langit layaknya bakso dengan banyak lemak. Selain mie bakso, varian lainnya yang merupakan favorit wisatawan adalah mie ayam bakso. Varian ini tempat ini ditujukan untuk orang berlidah selektif. Mienya hadir tanpa bumbu, sehingga bercita rasa hambar. Potongan ayam yang biasanya dibumbui kecap, kali ini dibumbu kari meski tidak terlalu mendhok. Acar yang ditabur langsung di atas mie memberikan warna dan rasa tersendiri untuk seluruh komponen menu ini.

    Tapis, Kain Primadona Lampung

    Tapis, Kain Primadona Lampung
    Tapis, Kain Primadona Lampung
    Tapis, Kain Primadona Lampung
    Tapis, Kain Primadona Lampung
    Jika Jawa terkenal oleh batik dan Nusa Tenggara tersohor oleh tenun, maka Provinsi Lampung punya kain khas yaitu tapis. Tapis dijual di berbagai toko suvenir di Bandar Lampung, namun jika ingin melihat sentra pembuatan tapis, bertolaklah ke Desa Negeri Katon di Kabupaten Pesawaran. Desa Negeri Katon terletak sekitar 2 jam dari Bandar Lampung. Di desa ini, semua ibu rumah tangga bertenun sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari. Ada sekitar 100 pengrajin tapis yang tinggal di Negeri Katon. Pada dasarnya, kain tapis merupakan lembar tenun benang kapas yang disulam menggunakan benang warna perak dan emas. Masyarakat setempat menyebut aktivitas menenun tapis sebagai “cucuk”. Motif yang disulam pada kain tapis biasanya menggambarkan flora dan fauna. Proses pembuatannya membutuhkan waktu cukup lama, mulai dari satu minggu hingga berbulan-bulan tergantung lebar kain dan tingkat kesulitan motifnya. Motif kain tapis juga beragam tergantung daerah. Ada kain tapis Pesisir, Pubian Telu Suku, Sungai Way Kanan, Tulang Bawang Mego Pak, Abung Siwo Mega, dan lainnya. Kain tapis semakin populer semenjak dibuat menjadi aneka aksesori. Dulu, kain tapis hanya digunakan sebagai pakaian adat pada acara-acara besar seperti pernikahan. Kini, tapis mulai dikombinasikan menjadi pakaian sehari-hari, tas, kopiah, jilbab, taplak meja, hingga pajangan dinding. Harganya pun beragan, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Jilbab tapis misalnya, dijual Rp 75.000-120.000 per helai. Tas cantik dari kain tapis dijual Rp 450.000-700.000 per buah.

    Martabak HAR, dari India ke Palembang

    Martabak HAR
    Martabak HAR
    Martabak HAR
    Haji Abdul Rozak datang ke Indonesia tepatnya Palembang pada awal 1905. Dari negeri asalnya yakni Kerala di India, ia membawa resep-resep masakan termasuk kari. Kemudian melihat kebiasaan masyarakat Palembang mengonsumsi pempek lenggang, Haji Abdul Rozak bereksperimen. Ia membuat pempek lenggang versi berbalut adonan telur. Ia mengerahkan kemampuan memasak dan membuat kari sebagai kuah pendamping, sebuah resep turun-temurun yang tak berubah hingga sekarang. Hasil racikannya kemudian menjadi hidangan utama di restoran Martabak HAR, yang merupakan akronim dari namanya sendiri. Salah satu cabang asli Martabak HAR, yang sudah ada sejak 7 Juli 1947, adalah di Jalan Simpang Sekip. Semenjak meninggal dunia pada 2001, bisnis Martabak HAR diteruskan oleh anaknya yaitu H Abu Bakar. “Semenjak Indonesia merdeka, (almarhum) Bapak melihat ide, roti canai digabung dengan pempek lenggang. Pertama buka di kios kecil. Kemudian laku, laku, laku…,” tutur H Abu Bakar. Hal yang paling ikonik dari seporsi martabak HAR adalah kuah karinya. Kari tersebut tidak nendang seperti kari khas India, tidak pedas seperti kari Padang, namun tetap berempah dan bertekstur dari potongan kentang. Kini, ada 9 cabang Martabak HAR di Palembang. Satu porsi Martabak HAR bisa Anda cicipi dengan harga Rp 17.000 per porsi.

    Punti Kayu, Hutan di Tengah Kota Palembang

    Punti Kayu
    Punti Kayu
    Tak perlu jauh-jauh ke luar Kota Palembang untuk berwisata outbound di alam bebas. Taman Wisata Alam Punti Kayu menyuguhkan lahan seluas 40 hektar lengkap dengan beragam wahana. SK Menteri Kehutanan tertanggal 7 Maret 1985, No 57/Kpts-II/1985 meresmikan Taman Wisata Alam Punti Kayu sebagai hutan wisata yang berfungsi sebagai paru-paru kota. Kemudian pada 2002, berdasarkan SK Menteri Kehutanan tertanggal 7 Oktober, No 9273/Kpts-II/2002, Taman Wisata Alam Punti Kayu diperluas fungsinya menjadi hutan konservasi. Namun, tidak meninggalkan fungsi sebagai hutan tujuan wisata. Taman Wisata Alam Punti Kayu memiliki flora dan fauna yang beragam. Situs Indonesia Kaya menyebutkan, dari jenis flora, hutan ini ditumbuhi Pinus (Pinus Merkussi), Akasia (Acacia Mangium), Mahoni (Switenia Swageri), Talog (Muntingia calabura), dan Pulai (Alstonia Granensis). Sementara dari jenis fauna, Hutan Wisata Punti Kayu menjadi habitat bagi sekawanan kera ekor panjang, beruk, tupai, biawak, musang, bahkan serangga langka yang belum dinamakan secara ilmiah. Tempat ini menjadi destinasi akhir pekan yang cocok untuk keluarga. Salah satu alasannya adalah tedapatnya aneka wahana seperti jembatan gantung, perahu bebek, perahu naga, kebun binatang, juga wahana outbound yang dilengkap dengan canopy bridge dan flying fox. Taman Wisata Alam Punti Kayu buka sejak pukul 08.00-16.00 WIB. Kini, pengunjung juga bisa menyambangi satu zona yang dipenuhi replika bangunan-bangunan ikonik dunia. Mulai dari Candi Borobudur hingga Menara Eiffel.

    Akulturasi Tiga Budaya di Masjid Cheng Ho

    Gang PU, Sentra Berburu Keripik Pisang
    Gang PU, Sentra Berburu Keripik Pisang
    Tahukah Anda, Indonesia memiliki 15 buah Masjid Cheng Ho dan salah satunya berada di Palembang. Di Kota Pempek ini, Masjid Cheng Ho berlokasi di 15 Ulu atau sekitar tujuh kilometer dari pusat Kota Palembang. Nama lengkap masjid ini adalah Masjid Al Islam Muhammad Cheng Ho, dibangun atas prakarsa Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Palembang. Cheng Ho memang merupakan panglima Tiongkok yang turut memperkenalkan Islam di wilayah-wilayah Nusantara yang disinggahinya pada abad ke-15. Apa yang menarik dari masjid ini? Masjid Cheng Ho di Palembang merupakan akulturasi dari tiga budaya yakni Islam, China, dan Palembang. Bangunan masjid didominasi warna merah khas China dan hijau khas arsitektur Islam. Gerbangnya khas Tiongkok dengan aksara China. Masjid ini berukuran 20x20 meter, dibangun di atas tanah seluas 4.990 meter persegi. Tanah tersebut merupakan tanah hibah yang diberikan oleh Gubernur Provinsi Sumatera Selatan kala itu, Syahrial Oesman. Terdapat dua buah pagoda di samping masjid, masing-masing memiliki lima tingkat atap yang menggambarkan shalat lima waktu. Kedua pagoda tersebut dinamakan Habluminallah dan Habluminannas. Bagian dalam Masjid Cheng Ho juga didominasi arsitektur China. Warna merah yang dominan, ornamen-ornamen China, serta kaligrafi Islam mewarnai bagian dalam masjid ini.

    Harmonisasi dalam Semangkuk Pempek

    Harmonisasi dalam Semangkuk Pempek
    KOMPAS.com/Roderick Adrian Mozes
    Harmonisasi dalam Semangkuk Pempek
    KOMPAS.com/Roderick Adrian Mozes
    Harmonisasi dalam Semangkuk Pempek
    Harmonisasi dalam Semangkuk Pempek
    Apalah artinya berkunjung ke Palembang tanpa makan pempek? Dari banyaknya gerai pempek yang tersebar di penjuru kota ini, Pempek Saga Sudi Mampir adalah salah satu favorit wisatawan. Gerai pempek ini berlokasi di Jalan Merdeka, 22 Ilir, persis di depan kantor Walikota Palembang. Gerai ini buka mulai pukul 10.00-22.00 WIB. Mengapa Pempek Saga Sudi Mampir jadi favorit turis? Gerai ini disebut-sebut menjadi tempat untuk berburu pempek otentik, karena sudah buka sejak tahun 1970-an. Citarasa pempek dan kuah cukonya tak berubah dari masa ke masa. Berderet-deret pempek tampak menggugah selera begitu kami masuk ke gerai ini. Beragam varian pempek disajikan seperti pempek telur besar (kapal selam), pempek kulit, pempek keriting, pempek adaan, pempek pistel, pempek lenjer, pempek telur, lenggang, dan pempek panggang. Pempek panggang adalah salah satu primadona di tempat ini, selain tentunya pempek telur besar. Pempek hadir dengan potongan timun segar. Begitu disiram kuah cuko, rasanya berpadu sempurna dalam mulut. Kuah cukonya asam dan cukup pedas. Cuko dibuah dari bahan-bahan seperti cabai rawit, bawang putih, gula merah, garam, dan bumbu racikan lainnya. Bagi sebagian orang yang tidak tahan dengan rasa pedas, mungkin tidak akan kuat meminum kuah cukonya banyak-banyak. Namun kuah cuko inilah yang membuat pelanggan selalu kembali lagi ke Pempek Saga Sudi Mampir. Beberapa selebriti juga menjadi langganan Pempek Saga Sudi Mampir. Sebut saja Anwar Fuadi, Mario Lawalata, Sophia Latjuba, dan Project Pop. Selain Jalan Merdeka, Pempek Saga Sudi Mampir juga memiliki empat cabang. Yakni di Jalan Demang Lebar Daun, Jalan Kapten Cek Syeh, Eat Street Palembang Icon, dan Transmart Palembang.
    Executive Producer
    Aris F Harvenda
    Producer
    Hilda B Alexander
    Writers
    Hilda B Alexander
    Ruly Kurniawan
    Sri Anindiati Nursastri
    Dani Prabowo
    Content Editor
    Hilda B Alexander
    Video Editor
    Ari Prasetyo
    Photographer/Videographer
    Kristianto Purnomo
    Roderick Adrian Mozes
    Sales Group Head
    Eko B Sucipto
    Account Executive
    Alexander Putra
    Christopher Adi Prayoga
    Rian AG
    Content Marketing
    Annisa Dea Widiarini
    Socmed Marketing
    Luthfi Kurniawan
    Marketing Communication Group Head
    Jodie Gusta
    Marketing Communication Executive
    Mohammad Zainal
    Marketing Head
    Shienny Anggraini, Margaretha Anggrina
    Marketing Planner
    Andini Sekarsari
    Arhan Ilham
    UI/UX Writer
    Jovinto
    UI/UX Designer
    Maulana Mickael
    UI/UX Engineer
    Haman
    UI/UX Supervisor
    Donald Yudi Winarso

    Published: 13 Desember 2019


    Copyright 2019. Kompas.com