Dengan terkoneksinya antar-provinsi, antar-kawasan, dan juga desa dengan kota dalam suatu aglomerasi kesempatan produktif melalui JTTS, memberikan akses kepada Pemerintah Daerah (pemda) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Pemda pun bisa memikat investor agar dapat mendayagunakan potensi masing-masing untuk berkembang menjadi wilayah ribbon development.
Dengan begitu, perluasan pasar akan terjadi. Terutama bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga ke luar daerah seperti Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, bahkan mancanegara.
Terlebih pada era digitalisasi seperti sekarang ini, bangkitan ekonomi UMKM melalui platform daring akan terus berkembang.
Pemanfaatan JTTS untuk mengakselerasi pertumbuhan UMKM dengan segala potensinya juga terus diperjuangkan Hutama Karya melalui implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2021 tentang perubahan keempat atas PP Nomor 14 tahun 2005 tentang Jalan tol.
Beleid tersebut berbunyi: "Untuk mengakomodasi usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Usaha harus mengalokasikan lahan paling sedikit 30 % (tiga puluh persen) dari total luas lahan area komersial untuk usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah," seperti dikutip dalam Pasal 7A poin 2.
Hingga saat ini, terdapat 619 UMKM yang telah beroperasi di 25 rest area Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter), Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka), dan rest area sementara di Tol Pekanbaru-Dumai (Permai).
Rinciannya, 187 UMKM di rest area Tol Bakter, 400 UMKM di rest area Tol Terpeka, dan 32 UMKM di rest area Tol Permai.
Secara keseluruhan, UMKM tersebut menempati porsi 94 persen dari total tenant atau penyewa di seluruh rest area yang dikelola Hutama Karya.
Kendati jumlahnya belum signifikan bila dibandingkan dengan total panjang jalan tol yang dikelola, namun UMKM ini diharapkan dapat terus tumbuh dan berkontribusi terhadap perekonomian Sumatera.
Saat ini, Sumatera menguasai sekitar 21 persen perekonomian Nasional. Sementara Jawa menguasai 58 persen.
Akses JTTS ini memudahkan interaksi keduanya. Dengan kata lain, bila keduanya digabungkan, setara dengan 80 persen perekonomian Indonesia.
Dapat dibayangkan, jika kedua perekonomian ini saling berinteraksi, maka akan ada percepatan pertumbuhan ekonomi.
Perekonomian Sumatera yang primer membutuhkan pasar di Jawa. Sebaliknya perekonomian Jawa yang industrial, juga membutuhkan konsumen di Sumatera.
Penduduk Sumatera yang berjumlah sekitar 20 persen dari total 278 juta penduduk Indonesia dengan luas 60 persen dari total wilayah Negara, dan Jawa sejumlah 59 persen dengan hanya 6 persen dari total wilayah, bisa saling bersinergi.
Sangat wajar dalam jangka pendek menengah, percepatan pertumbuhan ekonomi Nasional diorientasikan dengan mengintegrasikan ekonomi Sumatera dan Jawa.
Harapan yang dirajut dengan menghubungkan kebaikan-kebaikan di sepanjang 1.066 kilometer JTTS adalah nilai positif dalam perjalanan Merapah Trans-Sumatera 2022
Visual Interaktif Kompas (VIK) kali ini merangkum perjalanan 12 hari Tim Merapah Trans-Sumatera menyusuri JTTS mulai dari pintu Tol Bakauheni Selatan di Bandar Lampung hingga tiba di Banda Aceh.
Perjalanan turut ditandai interval ruas non-tol karena sebagian JTTS masih dalam tahap konstruksi baik awal pembangunan, maupun yang sudah berada pada tahap penyelesaian.
Data per Desember 2022, ruas JTTS yang sudah dibangun oleh PT Hutama Karya (Persero) selaku pelaksana pembangunan mencapai 1.064 Kilometer dengan ruas yang telah beroperasi penuh sepanjang 599 Kilometer.
Selain menjajal ruas JTTS yang sudah beroperasi dan meninjau perkembangan pembangunannya, Tim Merapah Trans-Sumatera juga singgah di sejumlah destinasi wisata yang dilalui sepanjang perjalanan hingga Banda Aceh, serta melihat potensi UMKM.
Beberapa kota yang dieksplorasi sepanjang perjalanan di antaranya Palembang, Pekanbaru, Medan, dan Banda Aceh.
Laporan ini juga mengulas tentang tips dan trik berkendara serta panduan bagi pelaku perjalanan jika hendak melewati ruas JTTS.