VIK - Puasa Sehat Tetap Bugar Saat Berpuasa

Puasa untuk Pengidap Diabetes

Kata Dokter

Kehadiran penyakit diabetes dapat menimbulkan keraguan untuk berpuasa. Padahal, pada dasarnya puasa bisa dijalankan oleh penderita diabetes, meskipun diperlukan persiapan ekstra dibandingkan orang sehat.

Menurut dr Dante Saksono, SpPD (K) dari Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, persiapan puasa idealnya dilakukan dua bulan sebelum berpuasa untuk menormalkan kadar gula darah.

Pasien diabetes yang berisiko tinggi, yaitu yang gula darahnya tinggi atau sering naik turun, serta pasien yang sudah memiliki komplikasi, dibutuhkan pengawasan ketat dokter.

Pada umumnya pasien dalam kelompok ini tidak dianjurkan berpuasa karena dikhawatirkan komplikasinya bertambah berat.

Puasa untuk Pengidap Diabetes

Pengaturan obat

Sebelum puasa, pasien diabetes disarankan untuk konsultasikan dengan dokter untuk menentukan target dula darah serta perubahan dosis obat. Menurut dr Dante, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan:

Ketahui jenis obat yang diminum. Bila sebelum puasa obat yang biasa diminum satu kali pada pagi hari, maka selama bulan Ramadhan diganti menjadi sore hari agar kadar gula darah tidak drop di siang hari.

Jika selama ini mengonsumsi obat dua kali sehari, biasanya dokter akan melewatkan (skip) obat yang diminum saat sahur atau mengurangi dosis pada saat sahur. Sementara obat yang diminum malam hari dibuat konstan.

Bila obat harus diminum tiga kali sehari, akan dievaluasi apakah ada obat yang berpotensi menurunkan gula darah. Kalau menyebabkan gula darah turun signifikan di siang hari, obat akan dibuat dua kali sehari menjelang buka puasa

Bila menggunakan insulin, jika pemakaiannya hanya satu kali, pasien umumnya boleh berpuasa. Tetapi jika dosis insulin terbagi, pasien harus berhati-hati. Bila dosis insulinnya tinggi, dr Dante menyarankan tidak berpuasa.

Sementara jika dosis insulinnya rendah, biasanya dokter akan memodifikasi dengan menggunakan insulin yang kerjanya lebih panjang atau insulin campuran sehingga dosis insulin bisa dibagi menjadi dua kali sehari.

Puasa untuk Pengidap Diabetes

Pengaturan makan

Menurut dokter spesialis gizi klinik, dr Ida Gunawan SpGK, yang dikhawatirkan dari pasien diabetes saat puasa adalah gula darahnya turun atau hipoglikemia.

Jika pasien diabetes diizinkan dokter untuk berpuasa, berarti kondisinya dinilai sama seperti orang dengan kondisi kesehatan normal.

Karena itu, makanan harus memiliki gizi lengkap dan seimbang, yang dipenuhi saat sahur dan setelah berbuka.

Untuk itu, saat sahur juga disarankan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, gandum, atau roti.

Puasa untuk Pengidap Diabetes

Do’s

Konsultasi dengan dokter untuk lakukan persiapan puasa dua-tiga bulan sebelumnya. Ini penting untuk menormalkan kadar gula darah saat berpuasa.

Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan perlu tidaknya perubahan dosis obat.

Wajib sahur dengan menu yang mengandung karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, jagung, atau gandum, yang bisa diserap tubuh lebih lama sehingga gula darah tidak fluktuatif.

Cukupi kebutuhan cairan. Minum dapat dilakukan secara bertahap atau dicicil (small and frequrent), sejak berbuka puasa sampai waktu sahur.

Olahraga ringan sebaiknya dilakukan sebelum waktu berbuka atau sesudah berbuka.

Bila mengalami gejala hipoglikemia (kadar gula darah turun) seperti pusing, lemas, atau justru mual dan napas tersengal-sengal, segera stop puasa dan konsumsi sumber gula.

Puasa untuk Pengidap Diabetes

Don’t’s

Nekat berpuasa tetapi kadar gula darah selalu tinggi atau sering naik turun.

Melewatkan waktu sahur. Sebab, pengidap diabetes harus memenuhi kebutuhan gulanya.

Mengonsumsi menu sahur yang terlalu banyak mengandung karbohidrat sederhana

Mengonsumsi “manisan kurma” karena kadar gulanya yang tinggi. Menurut dr Ida, yang disebut “manisan kurma” adalah kurma yang dijual di Indonesia, yang umumnya diawetkan dengan gula.

Kalau mau untuk membatalkan puasa, diperbolehkan mengonsumsi “manisan kurma” satu saja.