Stunting

Dear Pak Presiden,

Saya Prety. Sejak lahir hingga sekarang berusia 16 tahun, saya hidup di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.

Desa tempat saya tinggal jauh dari lalu lintas kendaraan. Jauh dari kebisingan. Mama, papa, keluarga, teman-teman, dan tetangga desa adalah orang-orang yang murah senyum. Saya senang tinggal di sana. Saya bahagia menjadi bagian dari Indonesia.

Tapi, Pak Presiden, ada satu masalah yang mengganggu. Banyak anak di desa saya tinggal mengalami stunting. Penyebabnya kita semua sudah tahu, gizi buruk dalam waktu yang panjang. Gejala paling umumnya adalah tinggi badan yang di bawah rata-rata.

Saya tertarik dengan masalah stunting sejak kelas 2 SMP. Saya banyak membaca dan mendengarkan kasus stunting. Saya ingin berkata, Pak Presiden, kasus stunting ini mengancam kehidupan anak-anak bangsa. Kenapa begitu? Ya, bagaimana kita bisa maju dan berprestasi kalau perkembangan otak generasi mudanya lambat? Bagaimana bisa kita berada di garda terdepan jika stunting membuat kita rentan terkena penyakit seperti jantung dan lainnnya?

Pak Presiden, saya tahu, untuk mencegah stunting, setiap ibu hamil perlu cukup zat besi, asam folat dan protein, mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A dan B, memberikan ASI hingga usia 6 bulan, dan mengajak si kecil melakukan aktivitas fisik.

Namun, pencegahan stunting bukan hanya dukungan dari orangtua. Dukungan dan perhatian pemerintah juga sangat penting, Oleh karena itu, Pak Presiden, berilah lebih banyak perhatian pada ibu hamil dan anak-anak stunting.

Saya, Prety, mengucapkan terima kasih kepada Bapak karena telah membaca surat ini. Terakhir, saya ingin mengatakan, perhatian pemerintah adalah perwujudan kesejahteraan bagi anak-anak. Negara tercinta kita akan bergerak maju apabila anak-anaknya sebagai penerus bangsa terhindar dari stunting.

Prety