Ingin Jadi Dokter

Teruntuk Bapak Presiden,

Halo, Pak.

Perkenalkan, saya Marsela. Saya berumur 15 tahun. Saya tinggal di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.

Saya ingin menceritakan tentang cita-cita saya menjadi dokter.

Sebelum memasuki bangku pendidikan tingkat SMP, saya sudah bertekad untuk menjadi seorang dokter. Setelah saya masuk SMP, saya memberitahu kedua orangtua saya soal keinginan itu. Orangtua saya saat itu bilang, mereka siap menyekolahkan saya, meskipun mereka punya kekurangan dalam bidang ekonomi.

Pada suatu hari orangtua saya menanyakan ulang, “Apakah kamu benar-benar siap untuk jadi dokter?” Lalu saya menjawab, “Siap!” Saya menjawabnya begitu walaupun saya masih sangat takut dengan darah dan suntikan.

Alasan saya ingin menjadi dokter adalah agar bisa menyembuhkan orang lain, terutama kedua orangtua saya, jika mereka sakit.

Selain itu, ketahuilah Pak Presiden, setiap Pondok Bersalin Desa (Polindes) di tempat tinggal saya masih kurang peralatan medis. Masyarakat yang membutuhkan perawatan yang lebih baik harus dirujuk ke puskesmas berjarak 15 kilometer dari tempat tinggalnya. Ada dokter yang telah sampai masanya pensiun. Harus ada yang meneruskan.

Sekian cerita dari saya, Pak Presiden. Terima kasih telah membacanya.

Marsela