cover-top.png
shuttlecock image
cover-bottom.png
title-history.png
HarapanHarusTerjaga

Thomas
Uber

Tertunda

Klik untuk lanjut
shuttlecock image

Tahun 2020 seharusnya menjadi kesempatan bagi Indonesia dan berbagai negara lain untuk unjuk gigi dalam turnamen bulu tangkis beregu bergengsi Piala Thomas dan Uber di Aarhus, Denmark.

Di Indonesia, gaung Piala Thomas dan Uber 2020 sudah cukup terasa sejak tahun lalu.

Insan bulu tangkis Indonesia, tak terkecuali para penggemar di seluruh penjuru negeri, menunjukkan antusiasme dan menantikan aksi para pahlawan tepok bulu Tanah Air.

Maklum, sudah cukup lama Indonesia tidak mencicipi kedua gelar juara beregu paling bergengsi tersebut.

Indonesia kali terakhir menjadi juara Piala Thomas pada tahun 2002, tepatnya di Guangzhou, China.

Saat itu, Indonesia berhasil mengalahkan negara tetangga Malaysia dengan kedudukan ketat 3-2.

Adapun untuk Piala Uber, Indonesia kali terakhir juara pada edisi 1996 di Hongkong, dengan mengalahkan China 4-1.

Kerinduan masyarakat akan prestasi pada ajang bulu tangkis beregu tertinggi tersebut menjadikan Piala Thomas dan Uber sebagai ajang yang sangat dinantikan.

Dalam pentas bulu tangkis beregu, pemain tak lagi memikirkan individunya sendiri, melainkan sudah harus mengedepankan kepentingan tim.

Pertandingan seperti itulah yang tentunya bisa memberikan euforia luar biasa, terlebih karena menyangkut kesuksesan bersama.

Harapan para penggemar bulu tangkis Tanah Air semakin besar lantaran status Indonesia sebagai unggulan pertama pada Piala Thomas tahun ini.

Indonesia menyandang status unggulan pertama karena sejumlah pemain tunggal dan ganda putra Indonesia sedang menempati jajaran atas peringkat dunia.

Tunggal putra Indonesia saat ini memiliki dua pemain yang menghuni peringkat 10 besar dunia, Anthony Sinisuka Ginting (6) dan Jonatan Christie (7).

Adapun di nomor ganda putra, skuad Merah Putih jauh lebih hebat lantaran memiliki tiga pasangan yang berjajar di posisi enam besar dunia.

Mereka adalah Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (1), Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (2), dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (6).

Hal itu membuktikan bahwa Indonesia memiliki skuad tim Piala Thomas yang mumpuni, sehingga memperbesar peluang mereka untuk kembali menjadi juara.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Susy Susanti pernah menegaskan targetnya soal Piala Thomas. Tanggal 6 Mei 2020, ketika PBSI sedang berulang tahun ke-69, Susy berharap Piala Thomas bisa kembali ke tangan Indonesia pada tahun ini.

“Target PBSI saat ini yang paling utama adalah semua atlet sehat dulu, dan memang tahun ini kami berharap bisa membawa pulang Piala Thomas ke Indonesia,” ucap Susy yang dilansir dari Badminton Indonesia.

Sayangnya, pandemi virus corona melanda seluruh dunia. Harapan kita untuk melihat aksi para jagoan pun harus tertunda sejenak.

Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) sudah melakukan penyesuaian dengan beberapa kali mengubah jadwal penyelenggaraan agar Piala Thomas dan Uber tetap terselenggara tahun ini.

Namun, pandemi tak kunjung usai. Masih ada kekhawatiran dari sejumlah negara terhadap penyebaran virus tersebut, di mana keselamatan lebih diutamakan ketimbang partisipasi dalam penyelenggaraan.

Sampai pada akhirnya muncul keputusan yang mungkin sudah diprediksi sebagian pihak, bahwa Piala Thomas dan Uber 2020 terpaksa ditunda, seperti halnya berbagai kejuaraan olahraga lain.

title flag

Indonesia Sudah
Melakukan Persiapan
Luar Biasa

player doing a smash

Indonesia sejatinya sudah melakukan beberapa persiapan dalam menyambut gelaran Piala Thomas dan Uber 2020.

Selain mengadakan latihan, PP PBSI selaku induk organisasi bulu tangkis Tanah Air juga menggelar dua turnamen internal bertajuk PBSI Home Tournament serta Simulasi Piala Thomas dan Uber.

PBSI Home Tournament digelar lebih dulu pada Juni-Juli 2020 di lapangan pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur.

Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto, mengungkapkan bahwa ide menggelar PBSI Home Tournament muncul karena kerinduan para pebulu tangkis nasional yang sudah lama tidak bertanding.

Mereka terakhir kali merasakan atmosfer kompetisi pada All England, 11-15 Maret 2020. Setelah itu, BWF membatalkan sejumlah kejuaraan internasional karena pandemi virus corona.

“Atlet sudah menjalani latihan cukup panjang, tetapi, melihat perkembangan yang ada, sejumlah turnamen batal. Turnamen yang sudah dijadwalkan pun masih belum ada kepastian, sedangkan para pelatih melihat anak-anak haus bertanding,” kata Achmad Budiharto, dikutip dari Badminton Indonesia, 22 Juni 2020.

“Maka kami berinisiatif memberi wadah kompetisi bagi atlet. Inspirasi awalnya dari tim ganda putra, lalu sektor lain pun berkeinginan timnya bertanding di Home Tournament, jadi kami buat Home Tournament untuk semua sektor,” tutur dia menjelaskan.

Dalam keberlangsungannya, PBSI Home Tournament bergulir dengan memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku. Turnamen yang digelar dengan format setengah kompetisi itu dibuka dengan aksi para pebulu tangkis ganda putra pada 24-26 Juni 2020.

Khusus sektor ganda putra, PBSI mengacak formasi pasangan lewat undian agar turnamen berjalan lebih seru.

Ketiga ganda putra unggulan Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, tampil dengan pasangan berbeda.

Fajar Alfian yang berpasangan dengan Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan menjuarai PBSI Home Tournament sektor ganda putra setelah mengalahkan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Moh Reza Pahlevi Isfahani pada partai pamungkas.

home tournament 2020 mens double image

Kevin Sanjaya Sukamuljo Moh. Reza Pahlevi (kiri) dan Fajar Alfian Muhammad Rian Ardianto (kanan) saat merayakan status runner-up serta juara PBSI Home Tournament sektor ganda putra (Dok. Badminton Indonesia)

Setelah ganda putra, turnamen berlanjut ke empat sektor lainnya. Sektor ganda campuran yang tidak mengubah formasi pasangan dimenangi oleh Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, sang juara All England 2020.

praven melati image

Praveen/Melati berhak menjadi juara usai menumbangkan Akbar Bintang Cahyono/Winny Oktaviana Kandow di partai puncak lewat dua gim langsung, 21-9 dan 21-17 (Dok. Badminton Indonesia)

Selanjutnya, sektor tunggal putra dimenangi oleh Anthony Sinisuka Ginting yang pada partai final mengalahkan Shesar Hiren Rhustavito.

anthony ginting image

Anthony Sinisuka Ginting menjadi juara PBSI Home Tournament sektor tunggal putra usai menang dua gim langsung atas Shesar Hiren Rhustavito (Dok. Badminton Indonesia)

Bergeser ke sektor ganda putri, pasangan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto berhasil menjadi juara.

fadia ribka image

Siti Fadia Silva Ramadhanti/ Ribka Sugiarto usai mengalahkan Apriyani Rahayu/Mychelle Chrystine Bandaso lewat dua gim langsung pada partai puncak PBSI Home Tournament sektor ganda putri (Dok. Badminton Indonesia)

Rangkaian PBSI Home Tournament 2020 kemudian ditutup dengan kemenangan Gregoria Mariska Tunjung di sektor tunggal putri.

gregoria mariska image

Gregoria Mariska Tunjung berhak menjuarai PBSI Home Tournament sektor tunggal putri setelah mengalahkan Putri Kusuma Wardani dua gim langsung di partai puncak (Dok. Badminton Indonesia)

Setelah PBSI Home Tournament, ajang yang spesifik mengarah ke persiapan menuju Piala Thomas dan Uber pun digelar.

Simulasi Piala Thomas yang terbagi menjadi empat tim (Rajawali, Garuda, Harimau. dan Banteng) dengan format setengah kompetisi itu berlangsung lebih dulu pada 1-3 September di lapangan pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur.

Hasilnya, Tim Rajawali yang terdiri dari Jonatan Christie, Karono, Bobby Setiabudi, serta pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Yeremia Erich Yoche Rambitan/Pramudya Kusumawardana, berhasil memuncaki klasemen dan menjuarai Simulasi Piala Thomas 2020.

tim rajawali image

Tim Rajawali saat merayakan gelar Simulasi Piala Thomas 2020 (Dok. Badminton Indonesia)

Mereka mengungguli Tim Garuda yang bermaterikan Anthony Sinisuka Ginting, Ikhsan Leonardo I Rumbay, Syabda Perkasa Belawa, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, dan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, di peringkat kedua.

tim garuda image

Tim Garuda menjadi runner-up Simulasi Piala Thomas 2020 (Dok. Badminton Indonesia)

Enam hari kemudian, tepatnya pada 9 September 2020, Simulasi Piala Uber berlangsung di lokasi yang sama.

Dengan format serupa, Tim Garuda yang berada di puncak klasemen Simulasi Piala Uber berhak memastikan status juara

Adapun Tim Garuda dihuni oleh Gregoria Mariska Tunjung, Stephanie Widjaja, Aisyah Sativa Fatetani, serta pasangan Yulfira Barkah/Febby Valencia Dwijayanto dan Jessita Putri Miantoro/Lanny Tria Mayasari.

tim garuda uber image

Tim Garuda kokoh di puncak klasemen Simulasi Piala Uber 2020 usai mengalahkan tim Banteng pada partai penentuan (Dok. Badminton Indonesia)

Sementara itu, status runner-up direbut Tim Rajawali yang pada hari terakhir menang atas Tim Harimau.

Tim Rajawali mayoritas dihuni pebulu tangkis muda, di antaranya Fitriani, Saifi Rizka Nur Hidayah, Komang Ayu Cahya Dewi, Ribka Sugiarto/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan Tryola Nadia/Melani Mamahit.

tim rajawali uber image

Tim Rajawali saat merayakan gelar runner-up Simulasi Piala Uber 2020 (Dok. Badminton Indonesia)

Melihat jalannya Simulasi Piala Thomas dan Uber, Achmad Budiharto selaku Sekretaris Jenderal PP PBSI mengaku puas.

Dia melihat perkembangan dari para pebulu tangkis nasional, terutama yang berstatus sebagai junior. Sebab, pada simulasi itu, para junior kerap memberi kejutan dengan mengalahkan pemain senior.

Menurut Achmad Budiharto, itu artinya pembinaan PBSI berjalan dengan baik.

“Kami lihat, banyak manfaat yang bisa didapat dari turnamen simulasi ini. Kami bisa melihat teamwork mereka, apakah bisa bekerja dengan baik atau tidak,” ujar Budiharto usai pertandingan.

“Saya kira ini sangat baik untuk organisasi, karena kalau pemain mudanya bisa menyamai atau bahkan mengalahkan seniornya, berarti pembinaan kami berjalan dengan baik. Namun, kami tidak boleh berbangga dan berpuas diri, karena kedepannya harus lebih baik lagi,” jelas Budiharto.

player doing a smash

Hal yang Membuat Indonesia Mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020

Tim nasional bulu tangkis Indonesia resmi menyatakan mundur dari ajang kejuaraan beregu Piala Thomas dan Uber 2020, yang akan digelar di Aarhus, Denmark, 3-11 Oktober mendatang.

Keputusan mundurnya tim Indonesia ini dibuat setelah pihak federasi bulu tangkis Indonesia PBSI berdiskusi dengan para atlet dan tim ofisial.

Setelah berdiskusi, pihak PBSI memutuskan untuk mundur dari kejuaraan bergengsi dua tahun sekali tersebut pada Jumat (11/9/2020).

Adapun, mundurnya tim bulu tangkis Indonesia dari Piala Thomas dan Uber 2020 didasari tiga alasan utama.

Pertama, diawali dari adanya rasa khawatir dari para atlet terhadap kemungkinan terpapar Covid-19 baik dalam perjalanan, di tempat transit, maupun di tempat pertandingan.

Kedua, atlet dan ofisial menyuarakan keraguan mereka untuk ambil bagian di turnamen bergengsi ini karena tidak ada jaminan dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) apabila ada anggota tim yang terjangkit virus corona.

Ketiga, mengacu pada dua alasan di atas, jajaran pimpinan PBSI yaitu Ketua Umum PP PBSI Wiranto, Wakil Ketua Umum I dan Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta, Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto, serta Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti memutuskan tim bulu tangkis Indonesia mundur dari Piala Thomas & Uber 2020.

“Kalau ditarik dari awal, semuanya semangat karena melihat kesempatan yang begitu besar. Namun, dalam perjalanan waktu dan mencermati perkembangan Covid-19 yang belum terselesaikan baik di Indonesia maupun negara lain, menimbulkan keraguan para atlet,” tutur Budiharto.

Pengunduran Indonesia dari Piala Thomas dan Uber Ada Kaitan dengan Situasi PSBB di Tanah Air

Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah positif virus corona (Covid-19) terbanyak di dunia. Berdasarkan data John Hopkins University, terhitung hari Jumat (18/9/2020), Indonesia berada di urutan ke-23 negara yang memiliki kasus Covid-19 terbanyak dengan rincian: 236,519 positif, 170.774 sembuh, dan 9.336 orang meninggal dunia.

Oleh karena itu, persiapan tim bulu tangkis Indonesia juga terganggu karena pandemi virus corona yang belum mereda di Tanah Air.

“Situasi pandemi virus corona di Indonesia tentu saja berpengaruh terhadap persiapan Piala Thomas dan Uber,” kata Achmad Budiharto selaku Sekjen PBSI, kepada Kompas.com, Jumat (11/9/2020).

“Dengan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) seperti ini, kita harus memproteknya lebih ketat lagi. Karena Indonesia saja kasus positifnya ada 3.861 orang yang positif dalam sehari.”

“Kita semua tentu saja takut. Apalagi atlet ini kan aset luar biasa. Orang-orang yang ada di pelatnas ini kan hasil pembinaan jangka panjang, yang punya talenta khusus. Ini tidak gampang, jadi harus benar-benar dijaga,” demikian pernyataan Achmad Budiharto.

Kekhawatiran Atlet

Setelah dinyatakan mundur dari ajang Piala Thomas dan Uber, pebulu tangkis sektor ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan, angkat bicara terkait mundurnya Indonesia dari ajang tersebut melalui akun Youtube-nya.

“PBSI mengajukan pertanyaan ke pemain apakah siap bertanding atau tidak? Pemain ragu, ada rasa takut, tetapi mau main juga,” kata Hendra Setiawan.

hendra pram image

Ganda Putra Hendra Setiawan/Pramudya Kusuwardana saat PBSI Home Tournament 2020 (Dok. Mola TV)

“Kalau sudah ragu seperti itu percuma. Hati dan pikiran sudah tidak 100 persen, main juga tidak akan maksimal. Apalagi, Thomas Cup pertandingan besar dan membutuhkan fokus. Kalau fokus sudah tidak 100 persen, bagaimana mau main maksimal?" ujar Hendra melanjutkan.

Hendra juga menegaskan bahwa keputusan PBSI untuk menyatakan Indonesia mundur dari Piala Thomas dan Uber tidak mendadak dan sudah berdasarkan pertimbangan yang mengutamakan kesehatan atlet dan tim ofisial.

“Ini tidak mendadak mundur ya. Kami sudah daftar (ikut Piala Thomas dan Uber), tetapi sambil melihat perkembangan Covid-19,” kata peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 ini.

“Kami tidak melihat negara lain, tetapi memang PBSI sudah punya pertimbangan sendiri. Memang sudah ada protokol kesehatannya, tetapi risikonya lebih banyak kalau berangkat. Misalnya, sampai di Denmark swab test lalu ada yang positif dan harus karantina 14 hari ya percuma datang ke sana. Kalau timnya ada yang positif, kekuatan skuad juga pincang," tutur Hendra Setiawan.

greysia polii febbi image

Ganda Putri Febby Valencia Dwijayanti/Greysia Polii saat PBSI Home Tournament 2020 (Dok. Mola TV)

Greysia Polii Sempat Sakit Flu

Sebelum Indonesia mengundurkan diri dari Piala Thomas dan Uber 2020, pebulu tangkis ganda putri, Greysia Polii, sempat sakit flu sebelum simulasi Piala Uber 2020 digelar.

PBSI memang menggelar turnamen simulasi Piala Thomas dan Uber jelang menghadapi kejuaraan tersebut di Denmark.

Simulasi Piala Thomas dan Uber 2020 ini digelar guna memantapkan persiapan atlet bulu tangkis Indonesia. Simulasi tersebut digelar di lapangan Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, pada 9-11 September 2020. Sebelum simulasi Piala Uber 2020 digelar, salah satu atlet bulu tangkis wanita sektor ganda putri, Greysia Polii, mengalami sakit flu.

“Greysia tidak bisa ikut simulasi karena sedang sakit flu,” ucap Susy Susanti dikutip Kompas.com dari laman resmi Badminton Indonesia.

Absennya Greysia Polii, membuatnya tidak bisa berpartisipasi di simulasi dan ia pun digantikan Meilysa Trias Puspita Sari.

Kelanjutan Piala Thomas dan Uber 2020

player doing a smash

BWF telah memutuskan menunda Piala Thomas dan Uber 2020 sampai 2021 dengan alasan utama pandemi virus corona yang belum mereda.

“BWF dan federasi bulu tangkis Denmark telah membuat keputusan yang sulit yakni menunda Piala Thomas dan Uber 2020,” bunyi pernyataan resmi BWF.

“Keputusan itu diambil setelah berdiskusi dengan pemangku kepentingan terkait serta mundurnya sejumlah negara peserta,” bunyi pernyataan resmi BWF.

“Kembali menyelenggarakan turnamen tentu menjadi prioritas BWF. Namun, kesehatan dan keselamatan seluruh komunitas bulu tangkis adalah yang paling penting,” bunyi pernyataan resmi BWF.

Hingga saat ini, BWF belum menentukan jadwal terbaru Piala Thomas dan Uber 2020 setelah tiga kali ditunda.

Keputusan BWF menunda Piala Thomas dan Uber 2020 saat ini menjadi kontroversi karena dua alasan.

Pertama, keputusan itu diambil tiga hari setelah kontingen Indonesia memastikan tidak berpartisipasi

Indonesia merupakan negara terakhir yang memutuskan mundur setelah Thailand, Taiwan, Australia, dan Korea Selatan.

marcus kevin image

Ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon (kanan) dan Kevin Sanjaya Sukamuljo (kiri) saat bertanding pada ajang Indonesia Open 2019 (Dok. KOMPAS.com-GARRY LOTULUNG)

Keputusan Indonesia mundur dikabarkan langsung “memukul” BWF. Sebab, Indonesia merupakan unggulan pertama Piala Thomas 2020.

Alhasil, rumor yang beredar saat ini adalah BWF menunda Piala Thomas dan Uber 2020 bukan karena pandemi Covid-19, melainkan desakan sponsor.

Sponsor Piala Thomas dan Uber 2020 dikabarkan meminta turnamen diikuti oleh minimal tim-tim atau negara unggulan.

Rumor itu kini ramai diperbincangkan karena ketika Thailand, Taiwan, dan Australia menyatakan mundur, BWF memutuskan tetap melanjutkan Piala Thomas dan Uber 2020.

Alasan kedua yang membuat penundaan Piala Thomas dan Uber 2020 menjadi kontroversi adalah menyangkut status Denmark Open dan Denmark Masters.

Saat menunda Piala Thomas dan Uber, BWF juga membuat keputusan tentang penyelenggaraan Denmark Open serta Denmark Masters.

BWF memutuskan tetap menggelar Denmark Open 2020 sesuai jadwal, sedangkan Denmark Masters dibatalkan.

Denmark Open rencananya akan dihelat di Odense pada 13-18 Oktober 2020 atau dimulai tiga hari setelah jadwal awal Piala Thomas dan Uber.

Adapun jadwal Denmark Masters yang dibatalkan adalah 20-25 Oktober 2020 di Odense.

Denmark Open dan Denmark Masters merupakan dua turnamen yang termasuk dalam kalender BWF World Tour 2020.

Alhasil, BWF kini menjadi sorotan karena memberlakukan keputusan yang berbeda terhadap penyelenggaraan Piala Thomas dan Uber, Denmark Open, serta Denmark Masters.

Padahal, ketiga turnamen itu seluruhnya diselenggarakan di Denmark dengan jadwal yang berdekatan sepanjang Oktober 2020.

Tidak hanya itu, BWF juga sudah mengirim protokol kesehatan penyelenggaraan turnamen kepada setiap negara.

Membagi pemain ke tiga kelompok selama turnamen hingga menanggung biaya tes Covid-19 seluruh peserta adalah beberapa aturan dan upaya yang dilakukan BWF agar bisa menggelar turnamen di tengah pandemi.

Dengan demikian, pertanyaan yang muncul saat ini adalah, apakah pandemi virus corona benar-benar menjadi alasan utama BWF menunda Piala Thomas dan Uber 2020?

Komentar para atlet soal penundaan

Legenda tunggal putra Malaysia, Lee Chong Wei, menjadi salah satu orang yang meragukan BWF menunda Piala Thomas dan Uber 2020 karena alasan pandemi Covid-19.

“Sebagai mantan atlet, saya pikir Piala Thomas dan Uber 2020 memang harus ditunda (karena pandemi Covid-10). Saya juga tidak akan ikut jika masih bermain,” kata Lee Chong Wei dikutip dari situs New Straits Times, Selasa (15/9/2020)

“Apapun itu, menunda karena alasan komersial adalah kesalahan. BWF sangat egois,” ucap Lee Chong Wei menambahkan.

“Sebagai federasi yang mengatur, prioritas utama seharusnya keselamatan pemain, bukan kantong mereka sendiri,” tutur Lee Chong Wei.

Keputusan BWF menunda Piala Thomas dan Uber 2020 juga dipertanyakan oleh legenda serta pebulu tangkis Denmark.

Mereka menyayangkan penundaan itu sekaligus meragukan kompetensi BWF menyelenggarakan turnamen di tengah pandemi.

Komentar legenda serta pemain Denmark terkait penundaan Piala Thomas dan Uber 2020

  • Saya merasa kasihan dengan pemain dan federasi bulu tangkis Denmark. BWF adalah satu-satunya asosiasi yang tidak bisa menyelenggarakan kompetisi (di tengah pandemi). Olahraga lain sudah memulainya beberapa bulan yang lalu. Mungkin inilah saatnya agar 'orang penting' BWF saat ini mundur dan digantkan oleh yang lebih kompeten menyelenggarakan turnamen

    mathias boe image

    Mathias Boe, mantan ganda putra nomor satu dunia asal Denmark

  • Piala Thomas dan Uber lagi-lagi ditunda sementara Denmark Masters dibatalkan. Jadi, apa rencana (BWF) sebenarnya? Apakah kami harus menunggu vaksin Covid-19 agar turnamen bulu tangkis bisa kembali berjalan? Saya melihat tennis sudah kembali dimainkan di New York (US Open 2020). BWF harus segera membuat perencanaan matang untuk menyelenggarakan turnamen. Jika tidak, olahraga bulu tangkis akan menghilang dan mati

    anders antonsen image

    Anders Antonsen, tunggal putra Denmark

  • Demi fans, sponsor, dan masa depan bulu tangkis, BWF harus memastikan agar dua turnamen Asia bisa berjalan aman. Bulu tangkis membutuhkan turnamen -- Anders Skaarup Rasmussen

    Kami berharap agar Denmark Open dan dua turnamen Asia bisa berjalan seusai rencana BWF. Demi masa depan bulu tangkis, kita harus segera menyelenggarakan turnamen -- Kim Astrup

    rasmussen astrup image

    Anders Skaarup Rasmussen & Kim Astrup, ganda putra Denmark

  • Bulu tangkis akan ditinggal sponsor, pemegang siar, dan sebagainya. Para pemain yang mencari nafkah dari bemain sudah tidak memiliki penghasilan hampir sepanjang tahun. Tidak ada yang tahu apakah kami (Denmark) bisa tetap menjadi tuan rumah pada 2021. Penundaan ini mengakibatkan kerugian finansial yang cukup parah

    laugesen image

    Jim Laugesen, mantan ganda putra Denmark

title flag

Kronologi Penundaan Piala Thomas dan Uber 2020

Kepastian Denmark menjadi tuan rumah Piala Thomas dan Uber 2020 diumumkan ketika Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) mengumumkan hasil bidding penyelenggara major events untuk musim 2020 hingga 2025. Pengumuman hasil bidding itu dilakukan di kantor pusat BWF, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (29/11/2018).

Sebanyak 11 negara mengikuti bidding turnamen Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Dunia Veteran, Kejuaraan Dunia Junior (dan Piala Suhandinata di nomor beregu), Piala Thomas dan Uber, serta Piala Sudirman. Denmark kemudian ditetapkan menjadi tuan rumah penyelenggara kejuaraan bulu tangkis paling bergengsi di dunia, Piala Thomas dan Uber.

Terhitung sejak Mei 2019, Denmark mulai mempersiapkan diri sebagai tuan rumah Piala Thomas dan Uber 2020 yang semula dijadwalkan berlangsung di Ceres Park and Arena, Aarhus, Denmark, 16-24 Mei 2020. Salah satu bentuk persiapan Denmark adalah dengan membuat laman resmi terkait Piala Thomas dan Uber 2020 beralamatkan denmark2020.dk, lengkap dengan panel hitung mundur.

“Saat ini, kami tengah membuat sebuah perencanaan yang sangat besar (terkait Piala Thomas dan Uber 2020),” ucap Manajer Turnamen Piala Thomas dan Uber 2020, Brian Bach Moesgaard, seperti dilansir BolaSport dari Badminton Denmark.

“Penjualan tiket untuk Piala Thomas dan Uber 2020 secara langsung masih akan dibuka bersamaan dengan Denmark Open 2019 pada Oktober mendatang,” ujar dia.

“Kami juga sudah membuka laman resmi untuk Piala Thomas dan Uber 2020. Disana, kami akan memberikan informasi aktual terkait penyelenggaraan turnamen, dari tiket, hasil undian tim Denmark, dan lain-lain,” kata dia melanjutkan.

Namun, Piala Thomas dan Uber 2020 tidak bisa terselenggara sesuai jadwal karena pandemi virus corona yang menyebar di dunia sejak awal tahun 2020. Piala Thomas dan Uber 2020 mengalami tiga kali penundaan karena pandemi ini.

BWF memutuskan bahwa turnamen All England 2020 yang digelar pada 11-15 Maret menjadi yang terakhir sebelum kompetisi bulu tangkis 'mati suri'. Artinya, Piala Thomas dan Uber yang semula dijadwalkan pada 16-24 Mei 2020 juga terkena imbasnya.

BWF mengganti tanggal penyelenggaraan Piala Thomas dan Uber menjadi 15-23 Agustus 2020, sedangkan venue tetap di Ceres Park dan Arena, Aarhus, Denmark. Melansir situs resmi BWF (20/3/2020), penundaan tersebut dilakukan karena mengutamakan keselamatan dan kesehatan semua pihak yang terlibat.

thomas lund image

Sekjen BWF Thomas Lund (Dok. Badminton Indonesia)

“Semua risiko kesehatan dan keselamatan telah dipertimbangkan BWF, Asosiasi Badminton Denmark, penyelenggara turnamen, serta pemerintah setempat. Kesehatan, keselamatan, serta kesejahteraan semua atlet, rombongan tim, ofisial, dan komunitas bulu tangkis adalah prioritas utama,” kata Sekretaris Jenderal BWF, Thomas Lund.

Piala Thomas dan Uber 2020 kembali mengalami penundaan. Pada 29 April 2020, melalui situs resminya, BWF mengonfirmasi bahwa perebutan supremasi beregu putra dan putri tersebut kembali diundur menjadi 3-11 Oktober 2020. Peraturan Pemerintah Denmark yang melarang perkumpulan orang dalam skala besar hingga akhir Agustus 2020 menjadi dasar keputusan BWF tersebut.

BWF optimistis Piala Thomas dan Uber 2020 bisa diselenggarakan di Aarhus, Denmark, pada 3-11 Oktober. Induk bulu tangkis tertinggi di dunia itu juga sudah melangsungkan undian Piala Thomas dan Uber di kantor pusat BWF di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (3/8/2020).

Pada 27 Agustus 2020, BWF mengumumkan Piala Thomas dan Uber 2020 masuk dalam daftar enam turnamen bulu tangkis yang akan digelar di sisa tahun ini. Melalui laman resminya, BWF juga mengunggah protokol kesehatan ketat yang wajib diterapkan selama perhelatan turnamen-turnamen tersebut. Pengumuman BWF itu sekaligus menegaskan bahwa Piala Thomas dan Uber 2020 tidak akan mengalami penundaan lagi.

Namun, nasib Piala Thomas dan Uber 2020 kembali dipertanyakan setelah beberapa negara memutuskan mundur karena khawatir dengan situasi Covid-19 yang belum mereda. Taiwan menjadi negara pertama yang memutuskan absen dari kejuaraan beregu dua tahunan ini, yang kemudian disusul Thailand dan Australia.

Lewat situs resmi Asosiasi Bulu Tangkis Thailand (7/9/2020), mereka memutuskan tak ikut serta pada Piala Thomas dan Uber 2020 setelah pebulu tangkis senior mereka banyak yang mengundurkan diri dari skuad. Pengunduran diri para atlet tersebut membuat Thailand tidak cukup kuat untuk bersaing secara tim. “Karena situasi Covid-19 saat ini, meski ada jaminan prosedur ketat dan aman selama di Denmark, mereka (atlet bulu tangkis Thailand) tetap berhati-hati," kata Presiden Asosiasi Bulu Tangkis Thailand, Khunying Pattama Leeswadtrakul

“Beberapa pemain timnas senior bulu tangkis Thailand mengundurkan diri dan tidak melakukan perjalanan ke Denmark untuk Piala Thomas dan Uber. Selain itu, pengunduran diri beberapa atlet membuat tim tidak cukup bersaing," ujar Leeswadtrakul, dilansir dari laman resmi Asosiasi Bulu Tangkis Thailand.

Sementara itu, selain mengutamakan kesehatan para atlet dan ofisial tim, keputusan Australia tidak mengirimkan pemainnya ke Piala Thomas dan Uber 2020 juga didasari pembatasan perjalanan di negara bagian. Hal itu diungkapkan oleh CEO Badminton Australia, Jamie Parsons, pada Selasa (8/9/2020).

“Ini adalah keputusan yang sulit, tetapi karena adanya (pembatasan) perjalanan internasional serta alasan kesehatan dan keselamatan para pemain serta semua staf tetap yang terpenting, tim Australia tidak dapat berpartisipasi dalam acara tahun ini. Banyak pemain kami yang tinggal di negara bagian yang memberlakukan pembatasan perjalanan," ujar Jamie Parsons, dikutip Kompas.com dari laman resmi Badminton Australia.

Kendati demikian, BWF memastikan Piala Thomas dan Uber 2020 tetap dilaksanakan sesuai rencana. Pengumuman itu disampaikan BWF pada hari yang sama di mana Thailand memutuskan mundur.

“Kami dapat mengonfirmasi bahwa putaran final Piala Thomas dan Uber di Denmark akan tetap berjalan sesuai rencana meskipun tim putra dan putri Thailand mundur,” demikian pernyataan BWF saat itu.

Berselang tiga hari setelah mundurnya Australia, Korea Selatan menjadi negara keempat yang mengundurkan diri dari Piala Thomas dan Uber 2020.

“Ini sebenarnya dijadwalkan untuk diselesaikan di dewan direksi asosiasi pada 18 September, tetapi baru-baru ini pada pertemuan komite peningkatan kinerja dan kepresidenan, diputuskan untuk tidak berpartisipasi dalam Piala Thomas dan Uber,” demikian pernyataan Asosiasi Bulu Tangkis Korea, yang diwartakan Sports Seoul pada Jumat (11/9/2020).

skuad thomas uber

Skuad Thomas-Uber Indonesia (Dok. Badminton Indonesia)

Masih pada hari yang sama, timnas bulu tangkis Indonesia pada akhirnya juga memutuskan untuk mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020. Kepastian tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto, pada Jumat (11/9/2020) malam WIB.

“Tim Indonesia dipastikan mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020. Kami sudah mengirim surat ke Menpora dan akan segera mengirim pernyataan tertulis ke BWF mengenai hal ini. Keputusan ini diambil setelah berdiskusi dengan para atlet dan tim ofisial,” kata Achmad Budiharto.

“Kalau ditarik dari awal, semuanya semangat karena melihat kesempatan yang begitu besar. Namun, dalam perjalanan waktu dan mencermati perkembangan Covid-19 yang belum terselesaikan baik di Indonesia maupun negara lain, menimbulkan keraguan para atlet”, tambah Budiharto.

Mundurnya Korea Selatan dan Indonesia dari Piala Thomas dan Uber 2020 kemudian dikonfirmasi oleh BWF melalui laman resminya pada Sabtu (12/9/2020).

piala thomas dan uber image

Piala Thomas (Dok. Badminton Indonesia)   Piala Uber (Dok. Badminton Indonesia)

TIMELINE KRONOLOGI PENUNDAAN PIALA THOMAS DAN UBER 2020

  • Kepastian Denmark menjadi tuan rumah Piala Thomas dan Uber 2020.


    Tanggal penyelenggaraan diputuskan 16-24 Mei 2020.

  • Denmark mulai mempersiapkan diri sebagai tuan rumah Piala Thomas dan Uber 2020.

  • Muncul pandemi virus corona. All England jadi ajang bulu tangkis terakhir sebelum BWF menghentikan agenda kompetisi.

  • BWF memundurkan tanggal penyelenggaraan Piala Thomas dan Uber menjadi 15-23 Agustus 2020.

  • BWF kembali melakukan perubahan tanggal penyelenggaraan Piala Thomas dan Uber menjadi 3-11 Oktober 2020.

  • Undian Piala Thomas dan Uber di Kantor Pusat BWF di Kuala Lumpur, Malaysia

  • BWF umumkan Piala Thomas dan Uber 2020 masuk dalam daftar enam turnamen bulu tangkis yang akan digelar pada sisa tahun ini.

  • Taiwan menjadi negara pertama yang memutuskan absen pada Piala Thomas dan Uber 2020.

  • Asosiasi Bulu Tangkis Thailand, mereka memutuskan tak ikut serta pada Piala Thomas dan Uber 2020.


    BWF pastikan Piala Thomas dan Uber 2020 tetap dilaksanakan sesuai rencana.

  • Tim bulu tangkis Australia juga tidak mengirimkan pemain mereka ke Piala Thomas dan Uber 2020.

  • Korea Selatan menjadi negara keempat yang mengundurkan diri dari Piala Thomas dan Uber 2020.


    Masih pada hari yang sama, timnas bulu tangkis Indonesia pada akhirnya juga memutuskan untuk mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020.

player net playing

Rencana Indonesia Setelah Piala Thomas dan Uber Ditunda

Denmark Open, Asia Open I, Asia Open II, dan BWF World Tour Finals adalah empat turnamen tersisa dalam kalendar 2020.

Setelah menunda Piala Thomas dan Uber serta membatalkan Denmark Masters dibatalkan, BWF kini memiliki empat turnamen tersisa dalam kalender BWF .

Empat turnamen itu adalah Denmark Open, Asia Open I, Asia Open II, dan BWF World Tour Finals.

Asia Open I rencananya akan berlangsung pada 10-15 November 2020, sementara Asia Open II dimulai dua hari berselang sampai 22 November 2020.

Adapun BWF World Tour Finals dijadwalkan digelar 25-29 November 2020.

Thailand disebut-sebut menjadi kandidat terkuat tuan rumah Asia Open I, Asia Open II, dan BWF World Tour Finals.

Meski demikian, BWF sampai saat ini masih belum menentukan negara penyelenggara tiga turnamen tersebut.

Empat turnamen tersisa dalam kalender BWF 2020 itu saling berkaitan satu-sama lain.

Hal itu tidak lepas dari peraturan baru yang ditetapkan BWF yakni syarat wajib untuk tampil di BWF World Tour Finals adalah mengikuti Denmark Open, Asia Open I dan Asia Open II, tanpa terkecuali

Syarat itu membuat Asia Open I dan Asia Open II menjadi dua turnamen tersisa yang bisa diikuti pebulu tangkis Indonesia.

Sebab, PBSI sudah memutuskan tidak mengirim pemain ke Denmark, sehingga Indonesia dipastikan tanpa wakil di BWF World Tour Finals.

Hingga saat ini, PBSI belum menentukan sikap terkait keikutsertaan pemain Indonesia di Asia Open I dan Asia Open II.

Selain karena tuan rumah belum ditentukan, pandemi virus corona yang belum mereda di Indonesia kemungkinan menjadi alasan PBSI.

Terlepas dari status Asia Open I dan Asia Open II, PBSI kini memilih fokus mempersiapkan pemain menjelang Olimpiade Tokyo 2021.

susy susanty images

Susy Susanti saat mengunjungi Menara Kompas di Palmerah, Jakarta Barat, pada Oktober 2019. (KOMPAS.com-GARRY LOTULUNG)

Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PBSI, Susy Susanti, menyebut federasi akan selektif memilih turnamen yang akan diikuti pemain pada 2021.

Hal itu bertujuan untuk menjaga kondisi pemain terutama yang sudah lolos ke Olimpiade Tokyo.

Sejauh ini sudah ada 11 pebulu tangkis Indonesia yang telah mengantongi tiket Olimpiade Tokyo 2021.

Dari sektor tunggal putra, Indonesia akan diwakili oleh Jonathan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting.

Indonesia juga memiliki dua wakil dari sektor ganda putra yakni Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Adapun Gregoria Mariska Tunjung akan menjadi satu-satunya wakil Indonesia dari sektor tunggal putri.

Hal serupa juga terjadi dari sektor ganda putri yang hanya memiliki satu wakil yakni Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Dari sektor ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktaviani sejauh ini menjadi wakil Indonesia yang sudah lolos.

Indonesia masih bisa memiliki dua wakil dari sektor ganda campuran karena Hafidz Faizal/Gloria Emanuel Widjaja berpeluan lolos.

Hafidz/Gloria saat ini menempati peringkat delapan dunia dengan koleksi 60.566 poin.

Posisi Hafidz/Gloria masih belum aman karena hanya unggul 285 poin dari ganda campuran Hong Kong, Tang Chun Man/Tse Ying Suet.

Hafidz/Gloria harus berjuang pada lanjutan perhitungan poin kualifikasi Olimpiade tahun depan demi mempertahankan posisi delapan besar dan lolos ke Tokyo.

Dari rincian itu, Susy menyebut federasi sudah menentukan turnamen mana saja yang akan diikuti oleh pemain menjelang Olimpiade Tokyo 2021.

“Berhubung situasi pada 2020 tidak memungkinkan, memang banyak kejuaraan penting harus mundur ke 2021,” kata Susy Susanti kepada BolaSport.com.

“PBSI bisa mengatur dari pengiriman pemain dan penetapan target, mana saja yang harus diutamakan,” ujar Susy.

“Misalnya, Kevin/Marcus yang sudah pasti lolos ke Olimpiade tentunya akan kami daftarkan ke turnamen yang penting saja seperti All England, Indonesia Open, Piala Sudirman, Olimpiade, Piala Thomas,” tutur Susy menambahkan.

“Tentunya pilihan-pilihan turnamennya menguntungkan mereka karena tidak semua turnamen bisa diikuti,” ucap Susy.

“Lain halnya dengan Hafiz/Gloria misalnya. Mereka masih butuh poin ke Olimpiade sehingga mereka harus mengamankan posisi mereka dengan mengikuti banyak turnamen,” kata Susy Susanti.