Melampaui Pipa
Logo Wahana Visi Indonesia

Sejak 2022 hingga 2025, Wahana Visi Indonesia (WVI) menggelar program FinWASH4UC(Financing Water, Sanitation, and Hygiene for Universal Coverage). Meskipun namanya financing, yang dilakukan tak cuma membuat instalasi pipa, tetapi lebih fundamental: membangun tata kelola.

Proyek itu semangatnya adalah ko-kreasi, merancang bersama. Sebelum merancang, pemangku kepentingan diajak melihat masalahnya. Terkuak, kesulitan tirta adalah masalah komitmen, dana, pemahaman, kelompok kerja yang belum berjalan, platform perencanaan dan penganggaran, serta tak adanya infrastruktur inklusif.

Toolkit

Pertama, Perangkat desa dan POKJA PKP/AMPL (Pemerintah kabupaten) diajak membuat toolkit yang akan membantu mengidentifikasi kebutuhan dan membuat rencana penganggaran untuk tirta dan pawitra. 5 toolkit dirancang: penampung air hujan, SPAM gravitasi, jamban dan septic tank, SPAM sumur bor, sarana CTPS.

"Toolkit ini sangat membantu perhitungan cepat di desa. Kami selama ini harus membayar konsultan atau tenaga teknis untuk menghitung RAB pembangunan sanitasi dan air bersih. Dengan toolkit ini, kami yakin bisa menghitung secara cepat berapa biaya yang kami butuhkan untuk membangun sarana sanitasi atau air bersih walau untuk beberapa item dalam toolkit, perlu diperbaiki lagi." Vicky Nggae, Ketua Asosiasi KPS-PAM Ngada.
“Selama ini kami sudah punya alat bantu untuk buat RAB dan kami pikir kami jagonya karena sudah sangat lengkap, tetapi begitu kami lihat toolkit ini, kami merasa kurang karena dalam toolkit ini ternyata punya alat prediksi pertumbuhan penduduk dan prediksi kebutuhan air sesuai dengan jumlah jiwa. Selama ini kami hanya fokus untuk kebutuhan infrastruktur.” Hermanus Batu, Kepala Bidang Air Bersih, Dinas PUPR, Kabupaten Ende.
“Dengan adanya toolkit ini, diharapkan pemerintah desa dapat lebih mudah menghitung biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur yang mendukung SDGs 6 di Kabupaten Melawi.” Paulus, Sekretaris Daerah Kabupaten Melawi.
Roadmap
Pemerintah desa dan kabupaten lalu diajak membuat rancangan peta jalan. Dokumen rancangan memuat kondisi air dan sanitasi di setiap wilayah, perencanaan untuk mencapai targetnya, kebutuhan pembiayaan total, sumber dana tersedia dari pemerintah, serta gap pendanaan yang harus dicukupi mandiri. Tahun 2023, 6 kabupaten dampingan akhirnya memiliki peta jalannya masing-masing.
"Dokumen roadmap ini sangat membantu BAPPEDA dan Pokja PKP dalam merencanakan pembangunan air minum dan sanitasi di masing-masing OPD yang tergabung dalam Pokja PKP. Selain itu, dokumen ini juga bisa digunakan oleh pemerintah desa sebagai panduan dalam menyusun anggaran WASH di APBDes."- Andreas Worho, Kepala BAPPEDA Kabupaten Ende.

Jurnalisme Warga, Kelas Bersama
Sebanyak 123 orang dewasa (73 laki-laki, 50 perempuan) dan 107 anak (28 laki-laki, 79 perempuan) mendapatkan pelatihan jurnalisme warga. Pelatihan diharapkan membantu warga saling menyadarkan pentingnya masalah air dan sanitasi lewat tulisan.

Mitra
Mengetahui dana desa dan dari pemerintah terbatas, WVI melatih soal investasi dan kemitraan dalam tata kelola air dan sanitasi pada 578 orang pemangku kepentingan. WVI mengajak pemangku kepentingan membangun jejaring dengan lembaga keuangan, dari bank hingga koperasi. Tujuannya, agar pemangku kepentingan melihat peluang pendanaan sekaligus syarat dan ketentuannya.

Upaya itu membuahkan hasil. Bank NTT akhirnya menawarkan produk baru Kredit Sistem Penyediaan Air dan Sanitasi (KSPAMS). Bank Kalimantan Barat juga menawarkan Kredit Air Minum dan Sanitasi (KREASI). Tak cuma perbankan, Koperasi Sangosay di NTT, Credit Union Keling Kumang dan Lantang Tipo di Kalimatan Barat pun tergabung dalam jejaring.

Peningkatan Kemitraan Multi-Pemangku Kepentingan untuk Mendukung Investasi WASH Guna Mencapai Cakupan Universal

  • 70
    Pertemuan koordinasi dan pemantauan bersama dengan kelompok kerja WASH
  • 6
    Pokja PKP mendapatkan pelatihan.
  • 1
    dokumen Penilaian (FGD, KII, pemetaan pelaku WASH).
  • 8
    lokakarya investasi WASH melalui co-creation.
  • 6
    kabupaten mengembangkan peta jalan investasi WASH tingkat kabupaten berdasarkan lokakarya co-creation
  • 6
    kabupaten berkolaborasi dengan asosiasi penyedia sanitasi.
  • 125
    orang mengikuti peningkatan kapasitas bagi penyedia keuangan tentang cara berinvestasi dalam infrastruktur WASH.
  • 476
    orang mendapatkan peningkatan kapasitas terkait WASH Entrepreneurs.
  • 6
    kabupaten mengembangkan materi komunikasi terkait Investasi WASH
  • 269
    orang terlibat dalam peningkatan kapasitas untuk jurnalis warga; mengembangkan keterlibatan media dan jurnalisme warga.
  • 14
    acara WASH (kampanye UC, Hari Air Sedunia, Hari Toilet, Hari Cuci Tangan) didukung.
  • 7
    kali berpartisipasi dalam forum nasional/internasional.
  • 3
    kabupaten menerima penghargaan (sebagai bagian dari mekanisme insentif) misalnya, penghargaan untuk pemimpin pemerintah daerah, penghargaan CBTS, penghargaan Pokja AMPL, dan penghargaan lainnya terkait akuntabilitas keuangan pemerintah.
  • 4
    publikasi penelitian dan praktik baik
Efisiensi dan Transparansi
Hanya dengan proses keuangan yang efisien dan transparan, tirta bisa mengalir ke semua. Maka pemerintah desa diajak pula untuk memahami platform pelaporan keuangan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) sekaligus mengembangkannya, bertransformasi ke digital.

WVI melatih penggunaan Siskeudes 578 orang staf pemerintah, masyarakat, dan mitra. Dengan system laporan terdigitalisasi, pemerintah desa bisa memasukkan data tanpa perlu ke kantor kabupaten dan bisa mendeteksi masalah dalam perencanaan lebih dini. Desa pun lebih tertib administrasi.

“Selama di Bappeda, saya mengikuti pembahasan terkait server, dan setelah pindah ke Komdigi, saya langsung koordinasi dengan DPMD untuk memindahkan server ke kantor Komdigi, sesuai TUSI kami yang mengelola IT. Jika ada kendala jaringan internet, kami akan mencari solusi di Kantor Camat untuk input data online. Dukungan ini sangat penting untuk mempercepat digitalisasi dan pelayanan publik di Kabupaten Ende” — Herman Sigasare Sekretaris Dinas KOMDIGI Kabupaten Ende.
“Untuk penginputan perencanaan, penganggaran dan pelaporan bisa diinput langsung melalui Siskeudes online, proses ini bisa dilakukan langsung dari desa, dan jika ada kendala akan dibantu oleh rekan-rekan kecamatan yang juga sudah dilatih oleh WVI sehingga tidak perlu membuang waktu dan biaya untuk ke kabupaten.” — Felicytas Don Bosco, Super Admin DPMD, Kabupaten Ende.
Suara untuk Kebijakan
Selain menguatkan dirinya sendiri, warga pun diajak untuk menguatkan pemerintah, mendorong kebijakan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan. Warga dipertemukan dengan pengambil kebijakan dan diberi ruang menyampaikan suaranya.