Jalur Legendaris Pembuka Ekspedisi
Ekspedisi Merapah Trans-Jawa 2024 dimulai pada 28 Maret 2024, dengan mengambil jalur mudik legendaris lintas selatan Simpang Nagreg, Bandung, Jawa Barat, sebagai pembuka.
Tim Merapah memulai perjalanan dari Palmerah, Jakarta Pusat, menuju Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dengan target akhir di ujung timur Pulau Jawa.
Perjalanan sejauh 2.400 km ini ditempuh selama 12 hari dengan menggunakan tiga kendaraan Daihatsu, yaitu All New Xenia 1.5 R MT, Terios, dan Grand Max.
Pada awal perjalanan, Tim Merapah melewati sejumlah ruas jalan tol, seperti Tol Dalam Kota, Jalan Layang MBZ, Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Tol Cipularang, Tol Purwakarta-Cileunyi (Purbaleunyi), dan Tol Padalarang-Cileunyi, hingga akhirnya mencapai Gerbang Tol Cileunyi.
Jalur tol yang dilalui menunjukkan perkembangan infrastruktur jalan yang semakin baik dari tahun ke tahun sehingga perjalanan terasa lebih nyaman dan menyenangkan.
Ruas Tol | Tol Lingkar Dalam Kota Jakarta | Tol Layang MBZ Syeikh Mohammed Bin Zayed | Tol Jakarta-Cikampek (Japek) | Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) | Tol Purwakarta-Bandung-Padaleunyi (Purbaleunyi) | Tol Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi) |
---|---|---|---|---|---|---|
23,35 km | 36,84 km | 83 km | 54 km | 123 km | 64,40 km | |
PT Jasa Marga (Persero) Tbk | PT Jasa Marga (Persero) Tbk | PT Jasa Marga (Persero) Tbk | PT Jasa Marga (Persero) Tbk | PT Jasa Marga (Persero) Tbk | PT Jasa Marga (Persero) Tbk | |
Daerah Khusus Ibu Kota (DKJ) | Jakarta, Cikampek Provinsi: Daerah Khusus Jakarta (DKJ) dan Jawa Barat | Jakarta, Cikampek Provinsi: Daerah Khusus Jakarta (DKJ) dan Jawa Barat | Cikampek, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat | Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung | Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung. Provinsi Jawa Barat | |
Rp 10.500 | Rp 27.000 | Rp 9.500 | Rp 45.000 | Rp 45. 000 | Rp 10.500 |
Perjalanan dilanjutkan ke Jalan Nasional di Jawa Barat, tepatnya Simpang Nagreg yang terkenal sebagai jalur alternatif pemudik lintas selatan.
Jalur Nagreg, yang dibangun pada 1808 oleh Herman Willem Daendels, awalnya merupakan jalan sempit yang dilalui oleh para penunggang kuda dari Garut menuju Bandung.
Dibangun untuk mendukung distribusi dan pertahanan, jalur ini juga digunakan untuk mobilitas militer, barang, dan jasa ke kota-kota Priangan Timur
Dahulu, Simpang Nagreg masih berupa tanah berpasir dengan pemandangan asri yang disukai para Belanda.
Warga biasa menggunakannya sebagai akses menuju perkebunan teh yang menjadi tempat wisata para bangsawan. Jalur ini memiliki dua simpangan lajur ikonik dengan pohon besar di bagian tengah, sisi kanan mengarah ke Garut kota, dan sisi kiri ke Tasikmalaya.
Kini, Simpang Nagreg telah diperlebar dan diaspal, menjadi andalan para pemudik untuk pulang ke kampung halaman. Pohon di tengah Simpang Nagreg masih berdiri kokoh, menjadi saksi sejarah jalur ini yang telah menyimpan cerita dan sejarah penggunanya dari masa lampau hingga kini.
Jalur Nagreg tidak hanya menjadi akses mobilitas, tetapi juga menawarkan pemandangan alam yang indah berupa perbukitan dan pegunungan asri.
Kondisi Jalan Nasional dari Nagreg hingga Tasikmalaya pun sudah mulus, dengan topografi yang khas berupa tanjakan, turunan, dan lintasan berkelok-kelok.
Perjalanan dilanjutkan ke Jalan Nasional di Jawa Barat, tepatnya Simpang Nagreg yang terkenal sebagai jalur alternatif pemudik lintas selatan.
Jalur Nagreg,
yang dibangun pada 1808 oleh Herman Willem Daendels, awalnya merupakan jalan sempit yang dilalui oleh para penunggang kuda dari Garut menuju Bandung.
Dibangun untuk mendukung distribusi dan pertahanan, jalur ini juga digunakan untuk mobilitas militer, barang, dan jasa ke kota-kota Priangan Timur
Dahulu, Simpang Nagreg masih berupa tanah berpasir dengan pemandangan asri yang disukai para Belanda.
Warga biasa menggunakannya sebagai akses menuju perkebunan teh yang menjadi tempat wisata para bangsawan. Jalur ini memiliki dua simpangan lajur ikonik dengan pohon besar di bagian tengah, sisi kanan mengarah ke Garut kota, dan sisi kiri ke Tasikmalaya.
Kini, Simpang Nagreg telah diperlebar dan diaspal, menjadi andalan para pemudik untuk pulang ke kampung halaman. Pohon di tengah Simpang Nagreg masih berdiri kokoh, menjadi saksi sejarah jalur ini yang telah menyimpan cerita dan sejarah penggunanya dari masa lampau hingga kini.
Jalur Nagreg tidak hanya menjadi akses mobilitas, tetapi juga menawarkan pemandangan alam yang indah berupa perbukitan dan pegunungan asri.
Kondisi Jalan Nasional dari Nagreg hingga Tasikmalaya pun sudah mulus, dengan topografi yang khas berupa tanjakan, turunan, dan lintasan berkelok-kelok.
terutama di Kawasan Pegunungan.
Sumber: Berita Kompas.com, Selasa (30/3/2024),
“Perhatikan, Ini Titik Rawan Longsor di Jalan Nasional Jabar”.
Dulunya, infrastruktur ini merupakan tebing tinggi yang kemudian digali sedalam 50 meter menjadi terowongan yang apik.
Terowongan ini merupakan bagian dari proyek Jalan Lingkar Nagreg dan memiliki ciri khas panel-panel balok beton yang dipasang horizontal pada bagian atapnya.
Dulunya, infrastruktur ini merupakan tebing tinggi yang kemudian digali sedalam 50 meter menjadi terowongan yang apik.
Terowongan ini merupakan bagian dari proyek Jalan Lingkar Nagreg dan memiliki ciri khas panel-panel balok beton yang dipasang horizontal pada bagian atapnya.