KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Pengerjaan Airbus A350 XWB (extra wide body) atau pesawat berbadan lebar di pabrik pembuatannya di Toulouse, Perancis, Senin (12/10/2015). Sampai September 2015, Airbus telah menerima pesanan sebanyak 783 unit jenis pesawat yang cocok untuk penerbangan jarak menengah dan jauh. Airbus A350-900 diklaim pesawat yang irit bahan bakar, lebih lapang, dan nyaman.

5 Kepretan Rizal Ramli

Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli memang baru bergabung di Kebinet Kerja pada 12 Agustus 2015 lalu, saat Presiden Jokowi melakukan perombakan para pembantunya.

Namun, mantan Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu cukup membuat banyak pihak senat-senut lantaran kritik kerasnya.

Beberapa kali ia berucap akan “mengepret” pihak-pihak yang menghambat pertumbuhan Indonesia. “Kepret” bisa dimaknai sebagai perlawanan. Rizal Ramli melawan.

“Kepretan” Rizal tak hanya ditujukan pada mereka yang berada di luar pemerintahan, tapi juga orang-orang di dalam kabinet bahkan Wakil Presiden sekalipun.

Kepretan Rizal itu mengundang pro dan kontra. Banyak pihak memuji keberaniannya, namun banyak juga yang mencibir aksi pria kelahiran Padang 61 tahun silam itu lantaran dianggap bikin gaduh.

Berikut 5 kepretan Rizal Ramli:

KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Pengerjaan Airbus A350 XWB (extra wide body) atau pesawat berbadan lebar di pabrik pembuatannya di Toulouse, Perancis, Senin (12/10/2015). Sampai September 2015, Airbus telah menerima pesanan sebanyak 783 unit jenis pesawat yang cocok untuk penerbangan jarak menengah dan jauh. Airbus A350-900 diklaim pesawat yang irit bahan bakar, lebih lapang, dan nyaman.

1 Garuda Indonesia Didesak Batalkan Pembelian Airbus A350

Sehari setelah dilantik, Rizal langsung "menggebrak" saat berpidato di acara serah terima jabatan. Pidatonya keras mengkritik langkah Garuda Indonesia membeli pesawat A350 untuk penerbangan jarak jauh ke Eropa.

Padahal, ucap dia, selama ini penerbangan Garuda Indonesia ke benua biru telah membuat BUMN penerbangan itu terus-terusan merugi.

Oleh karena itu dia mendesak Garuda Indonesia membatalkan rencana itu dan membeli pesawat yang lebih kecil yakni A320 dan memilih fokus menguasi bisnis penerbangan domestik dan regional Asia.

Kuping Menteri BUMN Rini Soemarno panas mendengar kritikan Rizal. Di hari yang sama, Rini langsung melontarkan penyataan keras. Menurut Rini, Garuda Indonesia berada di bawah kewenangan Kementerian BUMN dan di bawah koordinasi Kementerian Perekonomian. Rizal yang membawahi kemaritiman diminta tidak usah ikut campur.

2 Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Proyek Bekingan Pejabat

Tidak hanya “mengepret” Garuda, Rizal juga melayangkan “kepretannya” ke proyek kereta cepat Jakarta-Banduing.

Menurut Rizal, ada pejabat yang bermain di balik proyek kereta api cepat itu. Informasi itu dia dapatkan langsung dari Presiden Jokowi. Namun ia enggan menyebut nama.

Selama ini proyek kereta cepat yang diperkirakan akan menelan dana puluhan triliun itu memang menuai pro dan kontra.

Setelah bersaing ketat, Jepang harus menerima kenyataan bahwa Tiongkok yang memenangkan proyek itu.

Meski menolak proposal dari kedua negara, pemerintah tak membatalkan proyek itu kerena melimpahkan kewenangan ke Kementerian BUMN.

Tak berselang lama, Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan bahwa proposal Tiongkok memenuhi syarat yang ditetapkan.

Proyek itu pun jatuh ke tangan Tiongkok dengan kerjasama Bussiness to Bussiness. Biayanya tak menggunakan dana APBN.

3 Proyek 35.000 MW Tak Realistis dan Token Listrik Setengah Mafia

Rizal Ramli mengatakan target pemerintah membangun pembangkit listrik 35.000 megawatt terlalu sulit dicapai. Bahkan, dia menilai bahwa proyek yang dicanangkan Jokowi hingga 2019 itu tak masuk akal.

Perusahaan Listrik Negara (PLN) tak mampu lagi membiayai seluruh proyek yang ditargetkan pemerintah itu lantaran investasinya yang besar.

Wakil Presiden Jusuf Kalla dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden lantas menegur Rizal Ramli. Bukanya reda, Rizal justru mengajak Kalla untuk berdebat secara terbuka terkait proyek tersebut.

Friksi diantara Rizal dan Kalla mereda setelah Presiden Jokowi menegur keras. Dia meminta menteri-menterinya menyelesaikan berbagai perbedaan pandangan di sidang kabinet bukan diumbar ke publik.

Selain itu Rizal juga mengkritik PLN lantaran masyarakat pelanggan pulsa listrik sistem prabayar sering kali mendapat pulsa listrik jauh lebih rendah daripada nominal yang dibeli. Misalnya, beli pulsa 100.000 tapi hanya dapat 73.000 pulsa listrik.

PLN lantas mengklarifikasi hal itu. Menurut PLN, ada penghitungan yang salah yang dipahami Rizal. Rizal pun menyatakan menyesal karena pernyataannya menimbulkan kegaduhan.

4 Pelindo II Kena Kepret, Beton Tanjung Priok Dihancurkan

Rizal Ramli menghancurkan beton di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/9/2015). Pelindo II sebagai operator Tanjung Priok membeton rel kereta api peninggalan Belanda sehingga pelabuhan tak bisa dimasuki kereta.

Padahal, tutur dia, masuknya kereta barang bisa menjadi salah satu solusi lamanya waktu inap barang di pelabuhan. Kontainer bisa langsung dibawa menggunakan kereta sehingga tak menumpuk di pelabuhan.

Aksi Rizal membuat Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino gusar. Secara langsung dia mengatakan bahwa penghancuran beton itu hanya sandiwara seorang bernama Rizal Ramli.

Sebab menurut Lino, beton itu bisa setiap saat diangkat tanpa perlu dibongkar. Pelindo II sudah membuat rongga-rongga di beton tersebut sehingga bisa diangkat.

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said memenuhi panggilan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dalam sidang terbuka di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (2/12/2015). Sudirman memberi keterangan sebagai pelapor yang mengadukan Ketua DPR Setya Novanto dengan sangkaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait permintaan saham Freeport.

5 Kepret Menteri "Kebelinger" Freeport

Rizal Ramli mengepret Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Sudirman Said lantaran dianggap memberikan janji persetujuan perpanjangan kontrak Freeport Indonesia.

Janji itu tertera dalam Surat Menteri ESDM ke Bos Freeport Mcmoran James Moffet tanggal 7 Oktober 2015.

Sudirman Said menangkis kepretan Rizal Ramli yang menyebutnya keblinger lantaran ingin mempercepat perpanjangan kontrak Freeport.

Menurut Sudirman, justru orang yang menuduhnya kebelingerlah yang salah paham lantaran bicara tanpa fakta, bahkan cenderung merusak situsi yang terjalin antara pemerintah dan Freeport.