5 Makhluk Baru Indonesia yang Mengejutkan Dunia

Tanah air kita rumah bagi jutaan spesies-spesies unik. Tak jarang, makhluk-makhluk dari Indonesia mengejutkan dunia.

Diantara banyak spesies yang diungkap tahun 2015, ada 5 yang paling istimewa. Ada yang istimewa karena langka, ada juga karena karakteristiknya. Apa saja spesies itu?

JIMMY MCGUIRE
Limnonectes larvaepartus

1 Katak "Melahirkan"

Inilah spesies dari Indonesia yang paling mengejutkan dunia tahun ini. Hampir semua katak di dunia berkembangbiak dengan pembuahan di luar tubuh dan bertelur tetapi katak dari Sulawesi ini melakukan pembuahan dalam tubuh dan "melahirkan".

Djoko Tjahyono Iskandar, ahli katak Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam publikasi di jurnal PLODS ONE menyatakan bahwa katak yang ditemukannya merupakan satu-satunya katak yang melahirkan kecebong.

Katak ini dinamai Limnonectes larvaepartus. Katak itu biasa hidup dalam rentang jarak 2-10 meter dari perairan. Secara fisik, katak unik karena memiliki tonjolan serupa taring dan warna emas di area punggung.

Katak melahirkan ini memicu pertanyaan. Bagaimana mungkin katak yang tak berpenis bisa melakukan fertilisasi internal? Ada hipotesis bahwa saat kawin, sang betina menghisap sperma si pejantan.

MUSEUM VICTORIA/LIPI
Tikus hidung babi (Hyorhinomys stuempkei)

2 Tikus Hidung Babi

Tikus ini menjadi bukti bahwa kawasan hutan Sulawesi menyimpan harta karun biologi yang luar biasa. Tikus kok hidungnya seperti babi, aneh bukan?

Hewan yang dinamai Hyorhinomys stuempkei ini ditemukan lewat ekspedisi bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lousiana State University, dan Museum Victoria.

Peneliti LIPI Anang S Achmadi yang terlibat penelitian mengatakan, tikus yang masuk golongan tikus bertaring tersebut dikatakan berhidung babi karena punya hidung yang bentuknya yang besar, rata, dan berwarna merah muda.

Ciri lainnya adalah adanya rambut yang panjangnya hingga 5 cm di bagian dekat saluran kencing. Bekum pernah ada tikus yang punya rambut urogenital sepanjang itu.

Temuan tikus ini menantang pandangan ilmuwan tentang penyebaran celurut di Sulawesi saat ini. Sejauh ini, celurut cuma ditemukan di dataran rendah sementara tikus ini ditemukan di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut.

LIPI
Ular tikus Enggano (Coelognathus enganensis)

3 Ular Tikus Enggano

Ular tikus Enggano sebenarnya bukan spesies baru. Temuannya menarik sebab ular tersebut baru menampakkan diri tahun ini setelah 80 tahun tak terlihat.

Pakar herpetologi LIPI, Amir Hamidy, menemukan ular tikus itu saat melakukan ekspedisi penelitian ke pulau Enggano, provinsi Bengkulu pada bulan Mei 2015 lalu.

Coelognathus enganensis kali pertama ditemukan pada tahun 1872 oleh peneliti Italia, Elio Modigliani. Tahun 1986, peneliti Belanda bernama De Jong menemukan kembali ular tersebut untuk kali kedua. Ular itu dijumpai terakhir pada tahun 1936.

C enganensis unik karena polos, tak berpola. Ular ini diduga langka karena dua hal, populasinya sedikit dan minimnya pakan. Di Enggano, hanya ada 2 jenis tikus.

Ular ini memberi petunjuk bahwa Enggano yang terpisah dari Sumatera selama jutaan tahun memiliki keunikan biodiversitas dan mesti dilestarikan.

ZOOKEYS
Lobster Cherax pulcher jantan dewasa yang dipotret di Aquarium Dietzenbach

4 Lobster Tercantik di Dunia

Bagai melakukan investigasi kriminal, Christian Lukhaup dari Hinterweidenthal, Jerman, mengidentifikasi spesies lobster lewat foto dan kunjungan ke pasar ikan.

Lukhaup kemudian berhasil mengungkap bahwa salah satu jenis lobster yang telah menjadi komoditas dagang di Papua ternyata jenis baru.

Lukhaup menamainya Cherax pulcher. Nama "Pulcher" diambil dari bahasa latin yang berarti cantik. "Saya pikir ini salah satu lobster paling cantik," kata Lukhaup.

Lobster air tawar itu berbeda dengan Cherax boesemani karena punya ukuran lebih kecil (sekitar 12 cm) dan warna tubuh serta capit yang dominan biru.

HARI SUTRISNO/LIPI
Ngengat dengan bintik hitam pada sayap dari Tambora.

5 Kupu-kupu Malam dari Tambora

Jenis ini belum benar-benar dideskripsikan sebagai spesies baru, tetapi menunjukkan betapa ekosistem gunung yang meletus besar tahun 1815 kaya akan sumber daya hayati.

Kupu-kupu malam alias ngengat Tambora dianggap baru karena punya bintik hitam besar pada sayapnya. Bintik hitam itu membuat sang kupu-kupu malam tampak seperti punya tahi lalat.

Temuan ini akan menambah data keanekaragaman hayati Tambora yang belum pernah dieksplorasi sebelumnya. Hari Sutrisno, peneliti LIPI yang menemukan, mengatakan, temuan dua jenis baru itu harus diantisipasi.

"Kita harus temukan host plant (tumbuhan inang) dari dua ngengat itu," katanya. Ngengat itu brpotensi menjadi hama. Pengetahuan akan host plant membantu pengendaliannya.