Sepanjang 2015 sejumlah peristiwa di berbagai daerah menyedot tak hanya perhatian warga setempat namun juga warga di seluruh Indonesia.
Mulai dari kasus pembunuhan, kerusuhan, kecelakaan hingga kasus kenakalan remaja silih berganti datang dan pergi.
Di akhir 2015, tim redaksi Kompas.com menyajikan lima peristiwa paling menyedot perhatian di berbagai daerah.
Kasus ini terjadi di Denpasar, Bali pada 16 Mei 2015. Kasus ini pertama kali mencuat dari munculnya pengumuman hilangnya Engeline (8) yang dimuat di sebuah laman media sosial Facebook.
Ternyata akhirnya terungkap, Engeline kerap mendapat perlakukan kasar dari orangtua angkatnya Margriet Christina Megawe.
Engeline ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan dikuburkan di halaman belakang kediaman Margriet di Denpasar pada 10 Juni 2015, setelah polisi mencium bau busuk dari sebuah gundukan tanah di bawah pohon pisang.
Polisi akhirnya menetapkan Margriet dan pembantunya Agustay Handa May sebagai tersangka pelaku pembunuhan Engeline. Keduanya kini masih menjalani proses persidangan.
Kerusuhan Tolikara pecah pada 17 Juli 2015 di Kabupaten Tolikara, Papua. Insiden ini pecah di saat umat Muslim sedang menggelar shalat Idul Fitri sementara di waktu bersamaan digelar sebuah pertemuan Gereja Injili di Indonesia.
Kerusuhan ini mengakibatkan puluhan bangunan kios dan sebuah masjid terbakar. Selain itu, insiden tersebut menewaskan satu orang dan melukai 11 orang lainnya.
Peristiwa ini terjadi pada Minggu (29/11/2015) di Jalan Manyar Kertoarjo, Surabaya, Jawa Timur.
Saat itu sebuah mobil mewah Lambhorgini yang dikemudikan Wiyang Lautner (24) menabrak sebuah kios pinggir jalan dan menewaskan Kuswanto (51).
Sebelumnya diduga kuat Lamborghini itu sempat adu balam dengan sebuah Ferrari sebelum akhirnya kehilangan kendali.
Mobil sport buatan Italia itu akhirya menabrak warung susu milik Mujianto dan menabrak Kuswanto yang sedang membeli susu.
Korban terseret beberapa puluh meter sebelum mobil itu terhenti lajunya setelah menabrak pohon. Pengemudi kini ditahan di Mapolrestabes Surabaya.
Salah satu peristiwa paling menggemparkan adalah pembunuhan Salim Kancil, aktivis lingkungan yang menolak keberadaan penambangan pasir ilegal di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Akibat menolak penambangan pasir ilegal, belasan orang warga Desa Selok Awar-awar mengeroyok Salim Kancil dan Tosan. Alhasil Salim Kancil tewas dan Tosan menderita luka parah.
Peristiwa itu memicu kemarahan rakyat Indonesia yang menuntut polisi mengusut masalah tersebut. Sejauh ini polisi sudah menetapkan 17 orang tersangka, termasuk kepala desa Selok Awar-awar dan tiga personel polisi.
Kasus yang terjadi pada Februari ini cukup menyedot perhatian karena melibatkan para pelajar sebuah SMA di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.
Hanya karena memiliki tato bergambar Hello Kitty yang serupa dengan milik seorang temannya, LA (18) disekap dan dianiaya. LA dipukuli, ditendang disundut rokok hingga kemaluannya dirusak.
Korban bisa lolos dari sekapan setelah diizinkan buang air kecil oleh para penyekap. LA langsung melapor ke polisi yang kemudian mengamankan para pelaku.
Empat pelaku melarikan diri namun setelah beberapa hari salah seorang berinisal RS menyerahkan diri. Sedangkan tiga orang lainnya masih buron yaitu Dena Titiratih, Candra Kurniawan dan Putri Diandra.
Salah seorang pelaku NK (16) telah disidang dan divonis 24 bulan rehabilitasi. Sedangkan empat pelaku lainnya Maylissa Ayu Pertiwi (4 tahun penjara), Wulan Rizky (3 tahun penjara ), Wahyuning Dewi (4,5 tahun) dan M Syahrizal (3,5 tahun penjara).